SOLO (Panjimas.com) – Konsultan keluarga, Ustadz Tri Asmoro menerangkan pentingnya mengingat kematian dalam mendidik keluarga yang sakinah. Didikan seorang kepala rumah tangga untuk menjaga keluarga dari jilatan api Neraka akan membawa keberkahan dalam hidupnya.
Dalam tausiah Tarawih 1 Juz di Masjid Istiqlal, Sumber Krajan, Banjarsari, Solo, Ustadz Tri mencontohkan hal sepele pun bisa menjadi penyebab kematian.
“Kematian datangnya tidak diduga, kadang menginjak paku saja, badan meriang, dikerok tidak berubah, dibawa ke rumah sakit ternyata tetanusnya telah menyebar, seminggu kemudian meninggal. Ada lho pak tetangga saya seperti itu, tukang bangunan setiap harinya badannya ya sehat,” katanya, Selasa malam (6/6/2017).
Dia menjelaskan, ciri orang yang percaya akhirat akan merubah hidupnya untuk memperbanyak amal. Suami harus mendidik istri dan anaknya menghadirkan perasaan terakhir dalam beramal.
“Setiap anda sholat hadirkanlah perasaan terakhir, bisa jadi ini sholat terakhir. Kalau demikian kita ingat kematian maka ia gunakan hidupnya untuk menumpuk amal. Orang percaya akhirat orang yang menikmati hari nanti, orang yang tidak percaya menikmati hidup hari ini,” ucapnya.
Sebagaimana hadits Nabi, orang yang cerdas itu ingat kematian dan bisa mengontrol nafsu dan orang yang lemah, orang yang mengikuti hawa nafsunya. Ustadz Tri mengatakan membuat keluarga barakah dengan memahamkan perasaan menerima kondisi kehidupan, tidak menuntut banyak kebutuhan.
“Kalau istri anak kita tidak percaya akhirat anda sebagai suami akan capek kerja hanya untuk hari ini. Bukan untuk nanti, bukan untuk urusan setelah kematian. Jangan bangga dengan gaji yang mapan, anda merasa hidup aman-aman saja,” tuturnya.
“Selama ini anda mencukupi anak dan istri, bukan mendidik caranya menerima kondisi hidup ini, maka ketika terjatuh kondisi yang susah anda akan lemah, tak bisa mengontrol dan terjerumus perbuatan dosa,” imbuhnya. [SY]