JEDDAH, (Panjimas.com) – Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Libya, Maladewa, dan Yaman pada hari Senin (05/06) telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Bahrain sebelumnya telah mengumumkan bahwa pihaknya memutuskan semua hubungan dengan Qatar.
Segera setelah keputusan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Rentetan ketegangan di Timur Tengah ini berlanjut, saat 3 negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC), yakni Mesir, Yaman, Libya, dan Maladewa juga memutuskan semua hubungan diplomatiknya dengan Qatar, seperti dilansir IINA.
3 negara anggota GCC [Dewan Kerjasama Teluk] itu juga mengumumkan rencana untuk mengurangi lalu lintas udara dan laut ke Qatar.
Langkah semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Doha, termasuk saat Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memerintahkan warga Qatar untuk segara pergi dalam waktu 14 hari dari negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Menanggapi pemutusan diplomatik itu, Qatar bergerak cepat untuk melarang warga negara dari 3 negara Teluk tersebut untuk melakukan perjalanan ke Qatar.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Saudi Press Agency (SPA), Arab Saudi mengatakan bahwa pasukan militer Qatar akan segera ditarik dari perang yang sedang berlangsung di Yaman.
Sebagaimana diketahui, Qatar adalah bagian dari Koalisi militer Arab yang mendukung pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui PBB dalam perangnya dengan rezim Syiah Houthi dan sekutunya.
SPA melaporkan bahwa Arab Saudi telah mengambil “tindakan penting ini sebagai akibat dari pelanggaran serius oleh pihak berwenang di Doha, secara pribadi dan publik.”
Qatar pada hari Senin (05/06) mengecam keras keputusan ketujuh negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha, dengan menegaskan bahwa keputusan mereka ‘tidak dapat dibenarkan’.
Qatar juga merupakan rumah bagi Pangkalan Udara Al-Udeid yang luas.
Pangkalan militer ini merupakan rumah bagi Komando Pusat Militer AS dan sekitar 10.000 tentara Amerika bermarkas disana.
Tidak jelas apakah keputusan tersebut akan mempengaruhi operasi militer Amerika di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan kepada wartawan di Sydney pada hari Senin (05/06) bahwa perseteruan antara Qatar dan beberapa negara Teluk Arab tersebut tidak akan mempengaruhi perang melawan Islamic State (IS).
Tillerson menegaskan bahwa Washington telah mendorong sekutu-sekutu Teluk untuk segera menyelesaikan perbedaan diantara mereka.[IZ]