GAZA (Panjimas.com) – Belum lama ini, Jumat (26/05/2017), ribuan kursi dan sebuah spanduk besar tertata rapi di halaman madrasah. Tampak wajah haru ratusan yatim hadir di tempat itu. Pakaian mereka sama, t-shirt biru muda bergambar berndera Palestina- Indonesia, dan bertuliskan “Orang Tua Kami di Indonesia Kami Cinta Kalian” di bagian dada. Setiap nama anak tertulis pada sebuah stiker.
Di hadapan mereka terdapat sebuah kotak besar berisi ratusan lembaran kertas. Satu persatu, berdasarkan urutan abjad, anak-anak itu dipersilahkan mengambil lembaran kertas yang terdapat di dalamnya. Di hadapan hadirin, setiap anak akan membuka lipatan kertas tersebut, yang bertuliskan nama orangtua asuh mereka.
Selanjutnya, setiap anak akan melalui proses pemotretan sembari memegang poster yang bertuliskan nama sang anak dan orang tua asuh mereka. Kelak, foto tersebut akan dikirimkan kepada setiap orang tua asuh mereka di Indonesia. Proses pemilihan ini memakan waktu hingga enam jam.
“Harapan kami, setiap orang tua asuh menerima dengan ikhlas siapapun yang menjadi anak asuh mereka, baik laki-laki maupun perempuan. Karena dalam program SOSUYIT ini tidak memandang penampilan dan jenis kelamin sang anak.
Namum, keikhlasan dan mengharapkan ridho Allah Ta’ala adalah tujuan utamanya. Semoga dengan menyantuni anak yatim Palestina, tujuan itu bisa diraih,” ungkap bang Onim.
Untuk mempermudah maka setiap foto anak asuh, biodata anak asuh dan nama orang tua asuh akan kami unggah di Fanpage khusus SOSUYIT Palestina yang telah kami sediakan sebelumnya, ini alamat Fanpage: https://www.facebook.com/TKNurani.SOSUYITPALESTINA/ atau @TKNurani.SOSUYITPALESTINA.
Menyantuni anak yatim merupakan amal penawar bagi penyakit hati dan jiwa, melunakkan hati yang keras, menyucikan harta seorang muslim, dan membuka pintu-pintu kebaikan bagi masyarakat.
Selaku pencetus program SOSUYIT ini, Bang Onim menjelaskan bahwa program ini sebagai upaya guna membantu dan mengayomi anak yatim yang kehilangan keluarga yang seharusnya menanggung hidup mereka. Ia menegaskan, rakyat Indonesia akan terus berpartisipasi dalam program dan kegiatan kemanusiaan seperti ini, yang menumpulkan anak asuh dari seluruh wilayah di Jalur Gaza.
Semua ini, imbuh Bang Onim, semata-mata untuk mengurangi penderitaan rakyat Palestina di tengah situasi ekonomi yang kian terpuruk akibat blokade Isael yang terus menyengsarakan rakyat Gaza.
Mekanisme menjadi Orang Tua
Mekanisme menjadi orang tua asuh dalam program ini sangatlah mudah dan selalu terbuka bagi siapapun yang berminat menyantuni anak yatim di Palestina. Caranya dengan langsung menghubungi Bang Onim seperti contoh di bawah ini:
“Assalamu alikum WRWB bang Onim, Saya berminat ikut program SOSUYIT PALESTINA untuk 1 anak, atau 2 anak dst. Data saya, Nama: Widodo, Asal: Jakarta, Nomor Wa: 0812 11 11**17, proses transfer pun dimulai satu hari setelah melakukan mendaftaran.
Program tahap pertama telah berlangsung pada tanggal 26 Mei 2017. Bagi anda yang ingin terlibat pada tahap selanjutnya, santunan dapat ditransefer tanggal 25 – 30 setiap bulannya, ke nomor rekening: 69000 90001 BNI.Cabang Kramat Jakarta Pusat a.n: Abdillah Onim. Setelah transfer dilakukan, segera konfirmasi dengan format, “Saya SOSUYIT Palestina” atau cukup mengirimkan SMS/WA, “Saya sudah transfer santunan untuk anak asuh saya,” dan kirim ke nomor + 972 59 8058513.
Perlu diingat bahwa menjadi orang tua asuh yatim Palestina berarti siap dan bersedia menyantuni anak asuhnya dengan nominal santutan Rp.600.000 setiap bulannya. Santunan ini akan diberikan sejak sang anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga meyelesaikan perguruan tinggi, dengan nominal santunan yang sama, dan tergantung batas kemampuan sang orang tua asuh.
Setiap empat bulan sekali, orang tua asuh akan menerima laporan mengenai kondisi sang anak, dari segi kesehatan, sekolah dan perkembangan hafalan.
Selaku penanggug jawab program orang tua asuh yatim Palestina, Abdillah Onim menyampaikan ucapan terima kasih kepada para dermawan Indonesia yang telah siap berkomitmen menyantuni anak yatim Palestina di Jalur Gaza, dan berharap agar bantuan ini berlanjut untuk memberi sokongan kepada para anak yatim dan keluarga miskin, sehingga mereka bisa tetap eksis menjalani hidup di tengah himpitan ekonomi, dan tetap opitimis untuk membangun masa depan mereka.
Satu lagi mimpi yang ingin diwujudkan oleh Bang Onim yaitu membangun Sekolah dan Rumah Yatim Palestina. Sebuah sekolah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, salah satunya adalah asrama. Dengan demikian, selama mengenyam pendidikan, anak-anak yatim tersebut memiliki tempat bernaung dimana mereka bisa tinggal, makan, tidur dan melakukan berbagai kegiatan dalam satu kompleks yang sama. []