GAZA (Panjimas.com) – Rakyat Palestina khususnya mereka yang hidup terisolir di Jalur Gaza, masih sangat membutuhkan uluran tangan kaum muslim di dunia. Lebih 10 tahun mayoritas dari mereka hidup terhimpit oleh blokade ketat otoritas Israel.
Ekonomi makin terpuruk, sektor industri lumpuh, angka kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat. Tahukan Anda, berdasarkan laporan terbaru Aljazeera, 2 juta jiwa jumlah penduduk Gaza, 65 % rakyat di Jalur Gaza hidup dalam kemiskinan, dan lebih dari 42 % kaum muda menjalani hidup sebagai pengangguran. Dan lebih 80 % rakyatnya mengandalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri.
Situasi sulit ini tidak lepas dari cengkraman keji Israel yang memblokade Jalur Gaza dari semua arah, di darat, laut, dan juga udara. Para nelayan sering ditembakki atau diberondong peluru tentara Israel saat melaut. Bandara udara serta pelabuhan lumpuh setelah dibombardir secara biadab oleh tentara-tentara Yahudi.
Seluruh perbatasan atau pintu perlintasan dikuasai Israel kecuali Rafah yang masih dibawah otoritas Mesir. Meski perlintasan Rafah relative jauh dari intervensi Israel secara teknis, namun pintu Rafah juga tidak dibuka permanen. Terdapat ribuan orang yang mengantri ingin masuk atau keluar dari Jalur Gaza.
“Anda bisa membayangkan, ada ratusan pasien kritis yang berharap bisa mendapat pengobatan di luar (negeri) Jalur Gaza, namun apa daya mereka harus menunggu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, agar pintu perbatasan terbuka untuk mereka,” kata Kantor Berita Suara Palestina (SPNA) pimpinan Abdillah Onim alias Bang Onim.
Derita tidak sampai di sini, krisis demi krisis kemanusiaan seolah datang silih berganti dan tak kunjung pergi. Mulai krisis air bersih yang sumbernya dikuasai Israel hingga krisis listrik yang berkepanjangan. Puluhan rumah sakti menjerit karena terputusnya arus listrik. Generator-generator listrik yang sedianya difungsikan jika terjadi pemadaman listrik harus menerima kenyataan pahit akan kelanggkaan bahan bakar minyak. Setiap hari pemadaman bisa berlangsung hingga 20 jam sepanjang hari.
Ada ribuan keluarga yang kehilangan pondasi ekonomi, karena kepala rumah tangga (suami-suami mereka) harus gugur sebagai syahid saat terjadi perang melawan Israel seperti tahun 2014 silam. Kini ada ribuan anak-anak yatim yang membutuhkan uluran tangan para dermawan.
“Rasanya lembaran ini tak cukup mewakili untuk menggambar derita hidup yang mereka jalani. Hingga saat ini reruntuhan bangunan akibat perang masih banyak yang belum terenovasi, akibat lambatnya pasokan bahan baku yang diawasi secara ketat tentara Israel saat melewati perbatasan.”
Masih ada ribuan kepala rumah tangga yang hidup di tenda-tenda pengungsian. Saat musim dingin tiba, mereka kedinginan, dan di saat musim panas datang, mereka hidup dalam situasi yang sungguh sangat memilukan.
“Dengan alasan di atas maka kami berinisiatif membuka program layanan zakat bertema ZIS4GAZA Palestina, penyaluran zakat fitrah di Palestina telah kami lakukan seperti tahun tahun sebelumnya dimana seluruh wilayah di Jalur Gaza menjadi sasaran penyaluran zakat Fitrah, Sedekah dan Infaq, tentu dengan beragam program.
Alokasi Layanan Zakat, Infaq, Sedekah di Palestina – ZIS4GAZA PALESTINA meliputi: -Layanan zakat Fitrah tunai, Sahur berjamaah di Masjid, Iftor bersama keluarga Fakir, Janda, dan Yatim, Iftor bersama hafidz Qur’an, Sedekah Solar dan Bensin, Dapur umum Indonesia, Gudang logistik Indonesia, SEMBAKO (makanan pokok), Distribusi santap sahur, Distribusi santap berbuka, Distribusi air bersih, Baju lebaran untuk Yatim, Baju lebaran untuk Fakir, Pasar Indonesia gratis, Bingkisan Idul Fitri, Takbir keliling kota Gaza.
Nominal Zakaf Fitrah di Jalur Gaza adalah 8 Sheqel atau setara dengan Rp. 35.000, harga perpaket Sembako di Jalur Gaza adalah Rp. 500,000, sementara harga perpaket iftor adalah Rp. 135.000. Rekening Khusus Kemanusiaan Palestina dan ZIS4GAZA- 69000 90001 BNI.Cabang Kramat Jakarta Pusat A.n:Abdillah Onim. []