MARAWI, (Panjimas.com) – Belasan tentara Filipina dilaporkan tewas sementara 8 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan rekannya sendiri dalam serangan udara militer dalam upaya untuk merebut kembali sebuah kota yang diduduki oleh para pejuang yang terkait Islamic State (IS), menurut Angkatan Bersenjata Filipina, Kamis (1/6/2017), dilansir Reuters.
“Sekelompok tentara militer kami terkena serangan udara dari orang kami sendiri … 10 terbunuh dan 8 terluka,” kata Sekretaris Pertahanan Delfin Lorenzana dalam sebuah pesan teks kepada wartawan.
“Terkadang perang berkabut ini … Koordinasi tidak dilakukan dengan benar sehingga hal semacam ini terjadi”, pungkas Lorenzana.
Insiden kecelakaan tersebut terjadi pada hari Rabu (31/05) ketika satu dari dua pesawat yang mengebom posisi pemberontak menyasar targetnya di jantung Kota Marawi, di mana pasukan darat memerangi militan pro-Islamic State pada hari kesepuluh pertempuran kota yang sengit dan dashyat, dikutip dari Reuters.
Kesalahan pemboman tersebut terjadi saat serangan pesawat sayap kanan pertama dalam operasi tersebut, yang bertujuan untuk membasmi pasukan bersenjata Islamis yang telah berperang dan bertahan melawan serangan pasukan darat dan serangan roket helikopter Angkatan Bersenjata Filipina.
Angkatan bersenjata Filipina telah menggunakan kombinasi operasi darat dengan tentara serta helikopter tempur yang melakukan serangan udara untuk mencoba mengusir para pejuang yang terkait dengan Islamic State itu, yang menduduki Marawi selama delapan hari belakangan.
Meski Filipina mengerahkan pasukan secara besar-besaran untuk merebut lagi kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut, hingga kini tanda-tanda terusirnya kelompok Maute, yang telah menyatakan kesetiaan kepada Islamic State di Irak dan Suriah, belum juga nampak dan pertempuran masih terus berlanjut.
“Pemberontakan Mindanao Bukan Maute, Tapi Murni Islamic State (IS)”
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada hari Kamis (01/06) menyatakan bahwa upaya pemberontakan di pulau Mindanao selatan bukanlah hasil pemberontakan dari kelompok Maute namun “murni IS” [Islamic State].
Duterte sebelumnya, telah lama memperingatkan kehadiran kelompok Islamic State (IS) di negaranya.
Duterte mengatakan para Islamis yang diusir keluar dari Irak dan Suriah sedang mencari sebuah pangkalan baru dan operasi pengepungan kota Marawi telah direncanakan sejak lama.
Dia juga menegaskan kembali bahwa kaum radikal di Filipina selatan mendapatkan dana dari perdagangan obat terlarang.
Presiden Filipina itu juga menambahkan bahwa gerilyawan Maute terlibat dalam narkotika.
Sejak awal kepemimpinannya, Duterte telah mengumumkan perang terhadap narkoba.
Ia telah lama berpandangan bahwa narkotika adalah jantung dari masalah kejahatan dan keamanan negara tersebut.[IZ]