ZAMBOANGA CITY, (Panjimas.com) – Presiden Rodrigo Duterte baru-baru ini meminta pertolongan pasukan Moro Islamic Liberation Front (MILF) untuk membantu pemerintah Filipina dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di kota Marawi.
Presiden Duterte bertemu dengan seorang delegasi pemimpin Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di Davao City pada hari Senin (29/05) untuk membahas pertempuran yang sedang berlangsung di Marawi, Pulau Mindanao, dilansir dari AA.
Duterte menempatkan seluruh Pulau Mindanao di bawah status darurat militer menyusul kelompok Maute terkait Islamic State (IS) yang menyerang kota tersebut pada 23 Mei.
Sejak saat itu sebanyak 65 gerilyawan Maute, 20 tentara dan 19 warga sipil tewas dalam bentrokan tersebut, kata juru bicara militer.
Menurut sebuah pernyataan dari tim komunikasi bersama pemerintah dan MILF, Front Pembebasan Islam Moro (MILF) tersebut menyambut baik usulan presiden tersebut.
MILF, merupakan sebuah kelompok sayap militer muslim yang berbasis di Filipina selatan. MILF telah menandatangani sebuah kesepakatan damai dengan pemerintah pada bulan Maret 2014 namun belum sepenuhnya menyepakati poin-poin penerapannya.
“Mekanisme perdamaian seperti Komite Koordinasi mengenai Penghentian Permusuhan, Coordinating Committees on the Cessation of Hostilities (CCCHs) baik pemerintah maupun MILF akan digunakan untuk merencanakan dan menerapkan cara-cara tentang bagaimana sesegera mungkin untuk secara aman memperpanjang bantuan kemanusiaan,” katanya.
Sementara itu, sebuah video yang beredar Selasa (30/05) menunjukkan seorang Pastor yang diculik bernama Teresito Soganub, Ia meminta pemerintah untuk menghentikan serangan militer di Marawi.
Soganub adalah salah satu sandera yang diambil dari Katedral Our Lady Help di kota Marawi pada hari Selasa, 23 Mei.
“Bapak Presiden, kita sedang berada di tengah peperangan ini, Kami meminta bantuan Anda untuk memberikan apa yang diminta musuh Anda,” kata Pastur tersebut dalam video tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Rappler.
“Mereka tidak meminta apapun – hanya meminta Anda untuk menarik pasukan dari Lanao del Sur dan Kota Marawi, dan untuk menghentikan serangan udara, serangan udara Anda, dan untuk menghentikan tembakan meriam,” imbuhhnya.[IZ]