ZAMBOANGA CITY, (Panjimas.com) – Pemimpin politik dan umat Muslim di Mindanao Selatan Filipina yang saat ini bergejolak, telah membangun sebuah sekolah Islam untuk membantu kampanye anti-teror pemerintah.
Pemerintah Daerah Otonom di Mindanao Muslim (ARMM) menganggap sekolah tersebut sebagai fasilitas pendidikan agama terbesar di negara ini.
Gubernur Mujiv Hataman dari ARMM meresmikan sekolah Islam yang dibangun dengan biaya sebesar P20 juta peso itu ($ 401.157 dollar AS) di Sumisip, daerah bekas markas kelompok Abu Sayyaf di Provinsi Basilan.
Sejak tahun 1991, Abu Sayyaf dengan bersenjatakan alat peledak, mortir dan senapan otomatis rakitan – telah melakukan operasi pengeboman, penculikan, pembunuhan dan pemerasan dalam rangka peperangang demi mewujudkan provinsi independen di Filipina.
“Kami membangun pusat pendidikan Islam untuk masyarakat guna mencegah penyebaran radikalisasi,” katanya kepada wartawan dalam sebuah wawancara menyusul upacara peresmian Senin (22/05), dikutip dari AA.
Menurut Hataman, infrastruktur tersebut tidak hanya digunakan untuk menanamkan ajaran Islam yang benar, tapi juga merupakan pusat reformasi, terutama bagi pemuda luar sekolah yang merupakan rekrutan potensial kelompok militan.
“Membangun lebih banyak madaris (versi jamak istilah Arab “Madrasah” untuk institusi pendidikan Islam] adalah salah satu inisiatif untuk mengatasi kesalahan informasi tentang Islam,” kata Gubernur ARMM, yang telah berada di garis depan dalam perang melawan radikalisme.
Sekolah tersebut menempati lahan seluas satu hektar dengan lebih dari 10 ruang kelas yang dapat menampung 1.000 siswa perguruan tinggi dan sekolah menengah.
Sedikitnya 16 Ustadz secara teratur memberikan pengajaran studi Islam di sekolah tersebut. Selain itu sekolah ini juga memiliki guru tamu dari Kota Isabela terdekat untuk mengajar mata pelajaran khusus Islam.
Sekolah ini juga akan menawarkan bekal keterampilan seperti kursus kejuruan dan agribisnis perikanan.
Lembaga ini bukan sekolah sederhana, tapi juga adalah pusat reformasi di Sumisip. Konsep sekolah Ini akan direplikasi di kota Lamitan dan Isabela, dan juga di provinsi lain di ARMM, imbuhnya.
Abdulmuhmin Alyakanie Mujahid, Wakil Ketua Majelis Ulama Basilan, mengatakan bahwa pendirian lembaga Islam baru tersebut akan mendorong kampanye Ulama untuk melepaskan ideologi ekstremisme dan radikalisme.
“Pendidikan Madrasah adalah salah satu pendekatan paling efektif dalam menyelamatkan generasi muda kita dari kegelapan ketidaktahuan dan kekejaman ekstremisme dan terorisme,” katanya.[IZ]