SUKOHARJO (Panjimas.com) – Arif Ramadhan, pemilik House of Laundry di wilayah Cemani, Grogol, Sukoharjo, mengaku tidak tahu soal aktivitas lain Wahyudi (W), yang ditangkap dengan tuduhan kasus terorisme. Dia menegaskan bahwa W hanya karyawan yang mau menunggu Ruko tempat usahanya, Senin (29/5/2017).
Arif sempat kaget, pasalnya sebelum jam 11.00 WIB dia bersama istrinya sudah lewat di depan Ruko miliknya untuk usaha laundry itu. Baru beberapa puluh menit kembali, dia dikejutkan dengan kerumunan Polisi yang telah membentangkan garis Polisi.
“Ada apa ini, eh ternyata tempat usaha saya. Polisi tadi bawa dua kardus, ndak tahu saya isinya apa. Katanya pegawai saya terlibat terorisme di Jakarta. Saya perkerjakan dia untuk setiap hari jaga laundry bersama istri dan anaknya,” katanya.
Pria berbadan gempal ini, tidak merasa curiga dengan W karena dia menilai pekerjaan mengurus Laundry miliknya terlihat baik dan bertanggung jawab. Karena bersama istri dan anak, W diperkenankan menginap sekaligus menjaga Ruko tersebut.
“Orangnya biasa, ndak ada yang mencurigakan. Memang saya suruh menginap disini, kita kan butuh pegawai. Kesehariannya juga baik dengan karyawan lain, sregep (rajin), memang belum ada setahun,” ujarnya.
Panjimas berusaha mengorek lebih jauh dengan istri W, namun Arif meminta untuk lain waktu karena kondisi istri W masih terlihat shock, pasca penggeledahan tersebut. Meski demikian, Arif mengatakan bahwa usaha laundry miliknya untuk besok tetap akan buka.
“Besok kita tetap akan buka, kan ini ada milik pelanggan kita menjaga pelanggan. Istrinya juga mengaku kurang tahu kenapa disangkutkan. Dan Polisi kayaknya masih mencari paspor,” ungkapnya. [SY]