ATHENA, (Panjimas.com) – Parlemen Yunani pada hari Kamis lalu (25/05) telah menyetujui sebuah RUU [Rancangan Undang-Undang] yang menjadi dasar hukum dimulainya kembali pengerjaan konstruksi Masjid resmi pertama di Athena, dilansir dari IINA.
Partai sayap kanan Golden Dawn dan Independent Greek (ANEL) – yang merupakan bagian dari partai koalisi pemerintah – adalah satu-satunya pihak yang menentang disahkannya undang-undang tersebut.
RUU tersebut menjelaskan sumber pendanaan untuk Masjid dan struktur Dewan Administrasinya.
Masjid di ibukota Yunani ini tepatnya terletak di bekas pangkalan Angkatan Laut di kawasan pusat lingkungan “Votanikos”.
Masjid di “Votanikos” ini merupakan Masjid yang dibangun pertama kalinya sejak abad ke-19, sekitar 150 tahun lalu.
Masjid Athena ini bangunannya beratap rendah dan tidak memiliki menara. Diperkirakan Masjid ini dapat menampung hingga 350 jamaah serta terdapat area parkir dan rekreasi menempati sekitar 2 blok lebarnya.
Menurut Kantor Akuntansi Umum Yunani, pembangunan Masjid ini menelan biaya hampir 1 juta euro (Rp 13,1 Miliar), dan pemerintah Yunani akan menanggung semua biayanya.
Setelah selesai, bangunan ini akan menjadi Masjid resmi pertama di Athena dan yang pertama kalinya dengan ijin untuk beroperasi yang langsung dikeluarkan oleh pemerintah Yunani sejak abad ke-19. Pembangunannya diperkirakan akan berakhir pada bulan Juli mendatang.
Wakil Menteri Luar Negeri, Ioannis Amanatidis memuji proses pemungutan suara terkait RUU tersebut.
“Dengan memilih pasal-pasal tersebut, kami memperkuat kehadiran dan cakupan internasional negara, sehubungan dengan hak asasi manusia,” kata Amanatidis dalam sebuah pernyataan.
Parlemen memberikan izin untuk melanjutkan pembangunan Masjid pada Agustus 2016. Namun, ekstremis sayap kanan menduduki tempat tersebut, menghentikan pekerjaan konstruksi sampai polisi mengakhiri kebuntuan pendudukan itu pada bulan November tahun lalu.
Kristen Ortodoks Tentang Pembangunan Masjid
Adapun oposisi dari kelompok konservatif dan sayap kanan, seperti Partai Golden Dawn dan Gereja Ortodoks Yunani, menolak pembangunan masjid di Athena.
Kristen Orthodoks merupakan agama resmi negara Yunani, yang terletak di mediterania itu.
Sebenarnya, pemerintah Yunani pernah mengajukan pembangunan masjid pada 2006. Namun, pembangunan ini tidak berlanjut karena ada gugatan hukum.
RUU ini memecah pemerintahan koalisi, dengan suara SYRIZA mendukung sedang Yunani Independen (ANEL) menentangnya. Tapi pada akhirnya, RUU disahkan dengan lebih dari 200 dari 230 anggota Parlemen yang memilih.
Parlemen, pada bulan Agustus lalu mengesahkan kebijakan mengenai pembangunan Masjid ini dengan anggaran negara, akan tetapi aksi pendudukan situs pembangunan Masjid oleh massa yang memproklamirkan diri sebagai para “patriot” Yunani menghentikan pembangunannya.
Para massa anti-Islam mengatakan kepada Anadolu Agency pada saat itu, bahwa mereka menentang pembangunan Masjid di negara Kristen Ortodoks Yunani, dan sebaliknya malah menuntut dibangunnya tempat penampungan bagi para tunawisma Yunani di situs itu.
Konstruksi Masjid dimulai kembali pada awal November setelah petugas polisi menengahi massa untuk mengakhiri aksi pendudukan sepihak itu.
Terdapat Puluhan Masjid tak resmi di ibukota Yunani, tapi Masjid yang dibangun ini di Votanikos akan menjadi yang pertama dengan izin resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Yunani sejak abad ke-19.
Athena merupakan satu-satunya kota di wilayah Uni Eropa yang tidak memiliki Masjid, meski di kota itu hidup sekitar 300 ribu muslim.
Sebagian besar muslim Yunani berasal dari negara-negara Balkan.
Selama lebih dari satu abad, muslim di Athena beribadah dengan mengubah bangunan pribadi mereka seperti lantai dasar atau rumah menjadi Masjid.
Puluhan ribu imigran Muslim melaksanakan ibadah di rumah. Mereka harus menempuh jarak ratusan kilometer ke utara Yunani untuk menikah, menyelenggarakan pemakaman, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Menurut Menteri Pendidikan Nikos Filis, hukum yang mengizinkan pembangunan Masjid sudah ada pada tahun 2000, namun karena rintangan birokrasi, hal itu tidak pernah dilaksanakan.
Terakhir kali Athena memiliki sejumlah Masjid, adalah pada masa pemerintahan Kerajaan Ottoman “Turki Ustmani” yang berakhir pada 1829. Masjid-Masjid itu kemudian berubah fungsi menjadi museum seni tradisional, penjara, barak tentara, dan gudang.[IZ]