JAKARTA (Panjimas.com) – Diduga menyebar percakapan palsu yang mengatasnamakan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, pria berinisial HP ditangkap Tim Direktorat Siber Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
HP adalah pengoperasi akun instagram muslim_cyber1. Akun tersebut, kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, rutin memposting gambar, kalimat yang bisa menebar kebencian bernuansa SARA.
Polisi menangkap HP di kediamannya, Jalan Damai RT 09, RW 09, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 23 Mei 2017 pukul 05.00 WIB. Dari tangan tersangka, polisi menyita beberapa barang bukti. Di antaranya, satu unit telepon seluler merek Xiaomi, satu sim card XL, satu sim card Tri, percakapan palsu antara Kapolri dan Kabid Humas Polda Metro, serta postingan dan capture mengandung SARA dari akun instagram yang bersangkutan.
“Pria berumur 23 tahun itu kini telah menyandang status tersangka,” kata Wasisto di Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (28/5/2017).
Atas perbuatannya, HP dijerat pasal berlapis. Di antaranya, dugaan pelanggaran Pasal 28 ayat 2 junto Pasal 45a Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan atau Pasal 4 huruf d angka 1 junto Pasal 16 Undang Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Ras dan Etnis.
“Untuk pasal ITE ancamannya enam tahun dan denda Rp1 miliar. Sementara UU Penghapusan Ras, ancamannya lima tahun penjara dan dendan Rp500 juta,” kata Wasisto.
Seperti diketahui, Muslim Cyber Army adalah Pasukan Cyber Muslim yang bergerak otomatis tanpa komando. Kemunculannya bermula saat momentum Aksi Bela Islam (ABI) yang begitu fenomenal. Muslim Cyber Army kemudian menjadi kekuatan besar di dunia maya. Mereka ini adalah pegiat sosial media yang berlatar belakang muslim perkotaan, terdidik dan sangat terkoneksi. Mereka termasuk jenis penduduk dunia yang disebut sebagai Native Digital.
Menurut Hersubeno Arief, Konsultan Media dan Politik, hasil kerja mereka sangat terasa, baik di dunia nyata, maupun dunia maya. Suksesnya ABI I,II dan III tak lepas dari peran mereka dalam menerobos berbagai “barikade’ yang dibangun penguasa dan aparat keamanan. Demikian pula halnya dalam Pilkada DKI. (desastian)