SOLO (Panjimas.com)– Unjuk rasa KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu siang (24/5/2017) berakhir ricuh. Ujungnya 7 peserta diamankan Polisi, bahkan 5 orang dilarikan ke Rumah Sakit karena luka-luka termasuk Ketua KAMMI, Kartika Nur Rahman.
Usai memberikan sambutan Jalan Sehat Ormas Islam Solo Raya, di Masjid Agung, Solo, Ustadz Muinudinillah Basri, mengatakan bahwa tindakan Polisi terhadap demo KAMMI adalah bentuk ketidakadilan.
“Itu merupakan ketidakadilan yang sangat tampak sekali. Bagaimana Pendukung Ahok demo sampai malam hari dibiarkan, sementara KAMMI ditindak,” kata Dosen pasca Sarjana UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) itu, Kamis (25/5/2017).
Dia melanjutkan, bahwa KAMMI merupakan suara rakyat. Jika tindakan Polisi terhadap unjuk rasa KAMMI berujung pada pemukulan dan penangkapan, dia menilai hal itu bentuk kebijakan yang tidak jelas.
“KAMMI, istilahnya mahasiswa sebagai inti sari umat di Indonesia ini. Kemudian Polisi represif, itu menunjukkan kekalutan dan ketidakjelasan kebijakan yang tidak jelas,” ungkapnya. (SY)