KOLOMBO, (Panjimas.com) – Kepolisian Sri Lanka melancarkan operasi pemburuan besar-besaran pada hari Kamis (25/05) untuk menahan seorang Biksu ektrimis Budha yang kontroversial yang dicari sehubungan dengan serentetan serangan terhadap Masjid dan bisnis milik Muslim, seperti dilansir Shanghai Daily.
Partainya dituduh menghasut gelombang baru serangan kebencian terhadap minoritas Muslim di negara tersebut.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mendapatkan perintah pengadilan untuk mencegahnya meninggalkan negara.
“Dia [Galagodaatte Gnanasara] dicari sehubungan dengan penyesatan keadilan, perkataan kebencian dan beberapa kejahatan lainnya,” kata pernyataan resmi Kepolisian Sri Lanka tersebut,
Itu terjadi tak lama setelah BBS (Bodu Bala Sena) mengumumkan bahwa Gnanasara telah bersembunyi, dan takut dirinya bisa saja dibunuh.
“Bhikshu berada di lokasi rahasia,” kata juru bicara BBS, Dilantha Vithanage mengatakan kepada wartawan di Kolombo.
“Kami telah memintanya untuk tidak keluar karena dia bisa saja dibunuh setelah dia ditangkap”, tandasnya.
Sumber-sumber polisi mengatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari belasan keluhan tentang ucapan kebencian terhadap Gnanasara, yang telah menghadapi beberapa tuntutan karena menyebabkan gangguan di dalam pengadilan.
Pihaknya [BBS] membantah mengatur rentetan serangan terhadap Muslim Srilanka.
Serangan-serangan kebencian terhadap muslim itu berupa pembakaran toko-toko Muslim, Masjid, dan area pemakaman Muslim Srilanka hanya menyumbangkan 10 persen dari total 21 juta penduduk Sri Lanka, akan tetapi menjadi kekuatan politik yang hebat di sebuah negara di mana mayoritas komunitas Buddha Sinhala yang terbelah di antara 2 partai nasional.
BBS dituduh menghasut kerusuhan agama pada pertengahan 2014 yang menyebabkan 4 orang tewas, namun pemerintah mantan Presiden Mahinda Rajapakse yang berkuasa sebelumnya tidak menuntutnya dan memproses hukum BBS.
Saudara laki-laki Rajapakse, Gotabhaya, mantan Menteri Pertahanan, disebut-sebut memiliki hubungan dekat dengan partai tersebut.
Sejak resmi menjabat, pemerintahan Srilanka baru-baru ini memperdebatkan gelombang terbaru serangan anti-Muslim dan memerintahkan tindakan keras untuk mencegah eskalasi konflik.
BBS “Bodu Bala Sena”
Galagoda Atte Gnanasara adalah pemimpin “Bodu Bala Sena” (Laskar Buddha), sebuah organisasi monastik yang telah berkembang karena reputasi dan menjadi semakin populer di negara yang berpenduduk sekitar 20 juta jiwa (75 persen beragama Buddha).
Menurut laporan TRAC (Terrorism Research and Analysis Consortium), BBS merupakan organisasi ektrimis dan radikal Buddha, berhaluan nasionalis.
Kader BBS merupakan penganut Buddha Sinhala berbasis di Kolombo, Sri Lanka.
Bodu Bala Sena dibentuk pada tahun 2012, dengan tujuan menegakkan domimasi Budhha di Srilanka
BBS telah menyelenggarakan berbagai macam kampanye menentang komunitas minoritas Muslim dan Kristen di negara tersebut.
Bagi BBS minoritas Muslim dan Kristen, merupakan ancaman bagi keberlangsungan identitas Buddha di Sri Lanka.
BBS terlibat dalam berbagai pidato kebencian dan serangan terhadap agama minoritas, terutama Muslim, yang terbaru berupa pembakaran toko-toko Muslim, Masjid, dan area pemakaman Muslim.
Kantor pusatnya berlokasi di Sri Sambuddha Jayanthi Mandira di Kolombo.
Sri Sambuddha Jayanthi Mandira ini dimiliki oleh Buddhist Cultural Centre, sebuah organisasi yang didirikan oleh Kirama Wimalajothi.
Untuk diketahui, identitas Etnik dan agama saling terkait erat di Sri Lanka, dengan mayoritas penduduk Sinhala yang sebagian besar memeluk Budha.
Sementara orang Tamil kebanyakan beragama Hindu, dan umat Islam dianggap sebagai kelompok etnis yang terpisah.[IZ]