TUNIS, (Panjimas.com) – Tunisia mendeklarasikan “perang melawan korupsi” pada hari Rabu (24/05) setelah penangkapan 3 pengusaha dan petugas bea cukai karena dicurigai melakukan korupsi dan membiayai aksi demonstrasi di negara Afrika Utara tersebut.
“Dalam perang melawan korupsi, tidak ada pilihan, entah itu korupsi atau negara, entah korupsi atau Tunisia,” kata Perdana Menteri Youssef Chahed.
“Saya ingin meyakinkan semua orang Tunisia bahwa pemerintah akan menuntaskan perang melawan korupsi sampai akhir,” pungkasnya dalam komentar pertamanya sejak penangkapan dimulai pada hari Selasa (23/05).
Seorang pejabat senior, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan kepada AFP sebelumnya bahwa pengusaha Chafik Jarraya, Yassine Chennoufi dan Nejib Ben Ismail bersama petugas bea cukai Ridha Ayari ditangkap pada hari Selasa di bawah kebijakan status keadaan darurat negara” yang berlaku di Tunisia sejak November 2015.
“Mereka terlibat dalam korupsi dan dicurigai merencanakan gangguan keamanan negara melalui hasutan dan dugaan pembiayaan gerakan aksi protes di Tataouine dan daerah lainnya,” jelasnya.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah seorang pemuda, Anouar Sakrafi, meninggal dunia karena luka-luka yang diderita pada hari Senin (22/05) saat ia diamankan oleh sebuah kendaraan penjaga nasional ketika terjadi bentrokan dengan pasukan keamanan di wilayah gurun selatan Tataouine, tempat demonstrasi digelar karena meluasnya pengangguran.[IZ]