JAKARTA (Panjimas.com) – Sikap represif ditunjukkan polisi kepada ratusan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara pada Rabu (24/5/2017). Tindakan kekerasan polisi dilengkapi dengan pukulan dan tendangan terhadap massa yang duduk dan juga aktivis perempuan.
Kekerasan tersebut menyebabkan jatuhnya Tujuh orang korban luka-luka (termasuk Ketua Umum PP KAMMI) dan ratusan lainnya terkena tendangan dan pukulan polisi. Merespon sikap represif polisi tersebut, Presidium ASEAN Young Leaders Forum (AYLF) Indonesia yang terdiri atas Pemuda PUI, Pemuda Al Irsyad, KAMMI dan FSLDK menyatakan sikapnya:
AYLF dalam siaran persnya (25/5) mengecam keras sikap represif yang ditunjukkan polisi kepada ratusan aktivis mahasiswa yang melakukan demonstrasi malam ini. Tindakan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap mahasiswa bahkan aktivis perempuan harus segera diusut. Segera bebaskan aktivis mahasiswa yang telah diamankan.
“Kepolisian telah berlaku tidak adil dalam memperlakukan demonstran. Hal ini dapat dilihat dari sikap polisi yang tidak tegas terhadap massa demonstran Ahok di depan Lapas Cipinang dan cenderung membiarkan demonstran Ahok sampai pagi. Sedangkan massa KAMMI yang kritis terhadap Jokowi langsung ditindak dengan sikap yang represif,” ungkap Adhe Nuansa Wibisono, Presidium ASEAN Young Leaders Forum Indonesia
AYLF meminta pemerintah Jokowi untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa dalam penyelesaian kasus-kasus korupsi besar yang merugikan negara seperti Mega Skandal BLBI, kasus Bailout Century dan kasus E-KTP. Selama pemerintah abai terhadap kasus ini maka telah terjadi pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat.
Selanjutnya, menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas kasus kekerasan yang dilakukan Kepolisian terhadap ratusan demonstran KAMMI. Khususnya kasus penganiayaan terhadap aktivis perempuan dan Ketua Umum PP KAMMI. Harus ada sanksi berat dan pemecatan kepada oknum pelaku atau dapat berimbas kepada tuntutan pencopotan Kapolda atau Kapolri. []