JAKARTA (Panjimas.com) — Serangan kelompok militan di Kota Marawi, Mindanao, Rabu (23/5/2017) menyita perhatian dunia. Serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Maute dan Abu Sayyaf yang menyebabkan dua orang tentara Filipina tewas dan 12 orang lainnya luka-luka. Diperkirakan terdapat 500 orang militan yang menyerbu Kota Marawi.
Kelompok militan juga sempat menguasai rumah sakit, balai kota dan penjara. Sejumlah bangunan seperti sekolah, kampus, penjara dan gereja dibakar oleh kelompok Maute dan listrik di Kota Marawi padam akibat serangan tersebut.
Merespon serangan tersebut Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI, Adhe Nuansa Wibisono dalam siaran persnya, menyatakan simpati dan solidaritasnya untuk warga Marawi dan berdoa untuk keselamatan mereka.
“KAMMI mengutuk keras serangan yang terjadi di Kota Marawi. Serangan ini adalah ancaman serius bagi perdamaian di Asia Tenggara. KAMMI menyatakan simpati dan berharap warga Marawi dapat selamat dan segera dievakuasi ke zona aman,” ungkapnya.
KAMMI kemudian mendukung tindakan pemerintah Filipina dalam mengembalikan stabilitas dan keamanan di Marawi. Salah satunya adalah status Darurat Militer yang ditetapkan Presiden Duterte di seluruh Pulau Mindanao yang berdekatan dengan Pulau Sulawesi, Indonesia.
“Masalah terorisme seperti ini harus ditangani secara serius oleh otoritas Filipina, agar tidak menyebar ke negara ASEAN lainnya terutama Indonesia. Saya mendukung kebijakan Duterte untuk mengambil langkah tegas dalam penanggulangan terorisme di Kota Marawi,” kata Wibisono.
Lebih lanjut Wibisono menyatakan, “Serangan yang terjadi di Filipina ini menjadi peringatan bagi negara ASEAN lainnya agar lebih waspada terhadap penyebaran paham radikal. Ancaman ini sudah di depan pintu rumah kita sendiri!”.
KAMMI kemudian menegaskan bahwa kampanye tentang bahaya radikalisme penting untuk kembali dimasifkan. “Kampanye tentang bahaya radikalisme harus kembali digalakkan di kalangan anak muda Indonesia dan ASEAN. Jangan sampai Asia Tenggara ini berubah jadi zona konflik seperti Irak dan Suriah karena kita abai akan bahaya ini,” pungkasnya. []