LONDON, (Panjimas.com) – Jumlah korban tewas akibat serangan bom di Manchester Arena, Inggris Utara, hari Senin malam (22/05) meningkat menjadi 22 jiwa, menurut Kepolisian Greater Manchester pada hari Selasa (23/05), seperti dilansir Anadolu Agency.
Sementara itu, 59 orang dilaporkan menderita luka-luka dan masih dirawat di 8 rumah sakit di wilayah Greater Manchester.
Polisi mengatakan ledakan tersebut merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang pelaku namun hingga kini penyelidikan bergerak secara cepat dengan melibatkan 400 petugas berupaya untuk menentukan apakah pelaku bertindak sendiri atau merupakan bagian dari rencana serangan yang lebih luas.
Seorang pria, yang polisi sebut meledakkan alat peledak buatan – meninggal di tempat kejadian.
Ledakan Senin malam itu terjadi di Manchester Arena yang berkapasitas 21.000 tempat duduk, dan berlangsung sesaat sebelum pukul 22.35 waktu setempat (21.35GMT), saat penyanyi pop terkenal Ariana Grande sedang beraksi disaksikan puluhan ribu penggemarnya.
Tampak ribuan anak-anak dan remaja muda berada di antara kerumunan konser.
“Kami sedang bekerja untuk membuat rincian lengkap tentang apa yang sedang ditangani oleh polisi ini dan dikategorikan sebagai serangan teroris yang mengerikan,” kata Perdana Menteri Theresa May dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi.
“Semua pikiran kita ada pada korban dan keluarga korban yang terkena dampak,” tambahnya.
Pertemuan darurat melibatkan jajaran Menteri dan Tokoh Intelijen – yang dijuluki COBRA – dilangsungkan Selasa kemarin.
Tingkat ancaman teror saat ini di Inggris semakin parah, hal ini berarti serangan teror sangat mungkin terjadi. [IZ]