SRINAGAR, (Panjimas.com) – Seorang perwira militer India yang sengaja menggunakan seorang Muslim Kashmir sebagai tameng manusia dengan mengikatnya ke bagian belakang sebuah kendaraan militer di wilayah Kashmir, malah mendapat pujian dari otoritas Militer, pada hari Senin (22/05).
“Mayor (Leetul) Gogoi telah mendapatkan penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Darat [India] untuk usaha yang terus-menerus dalam operasi kontra-pemberontakan,” kata juru bicara Angkatan Darat, Aman Anand, dikutip dari Anadolu Agency.
Penggunaan siksaan sistematis oleh militer India yang dilaporkan beberapa waktu belakangan, seperti misalnya perisai manusia dan pelanggaran hukum internasional lainnya di Kashmir kembali mendapat sorotan setelah rekaman video kejadian 9 April itu menjadi viral di media sosial.
Angkatan Darat memerintahkan penyelidikan internal namun menyimpulkan bahwa Mayor Gogoi tidak bersalah, walau ia menggunakan warga sipil sebagai tameng kendaraan militernya.
Setelah kejadian tersebut, pihak militer dan partai politik India merayakan penggunaan perisai manusia sebagai “gagasan bijak” untuk mencegah pasukan mereka di Kashmir, agar tidak diserang oleh massa rakyat Kashmir pro-kemerdekaan.
Gerakan Anti-India dan Kemerdekaan Kashmir
Perasaan anti-India telah meningkat tajam terutama di Jammu Kashmir sejak pembunuhan seorang Komandan pejuang Kashmir yang populer pada Juli tahun lalu.
Pasca gugurnya komandan itu, ratusan ribu penduduk Kashmir segera turun ke jalan untuk menggelas aksi protes pro-kemerdekaan Kashmir.
Lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir, menurut sumber di Kepolisian, telah ditangkap karena berpartisipasi dalam aksi protes pro-kemerdekaan.
Setidaknya 100 warga sipil sejauh ini telah tewas dibunuh pasukan India selama bentrokan itu dan lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir lainya menderita luka-luka, demikian menurut laporan Departemen Kesehatan, perhitungan ini dimulai sejak 8 Juli tahun lalu ketika kerusuhan pecah setelah seorang Komandan Muslim Kashmir dibunuh oleh pasukan India.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim.
Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]