JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Darraz, mengakui bahwa dalam sistem demokrasi yang dianut di Indonesia dengan dasar negara Pancasila, memang belum sempurna dan banyak sekali kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki bersama.
Karena itulah Darraz mengakui apa yang sudah dilakukan oleh HTI adalah bagian dari membangun bangsa ini. Tapi tidak kemudian merubah sikap politiknya yang diusungnya, yakni Khilafah.
“Yang ini yang perlu kita kritisi. Kalau mereka hanya membantu dakwah pendidikan, membantu gerakan sosial misalnya, penguatan keislaman di kampus-kampus dan sekolah itu sudah tepat. Tapi, kalau menghilangkan dasar politik bangsa ini, itu kita tidak setuju,” ujar Darraz dalam sebuah diskusi di Kantor Maarif Institute, Jl Tebet, JakSel Senin (22/5/2017).
Menurutnya, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia harus tetap dijaga. Karena ini adalah konsensus bersama yang sudah dirumuskan para founding father bangsa ini. “Karenanya, HTI harus berterima kasih kepada negara yang mendasarkan ideologinya dengan Pancasila dan Undang undang dasar sebagai landasan dasar hukumnya. Sehingga HTI bisa hidup dan tumbuh selama 20 tahun ini,” tutur Darraz.
Dia pun menegaskan kepada semua pihak untuk menjaga agar banggunan bangsa ini tidak rubuh dan runtuh, karena adanya perbedangan cara pandang gerakan yang dilakukan. “Mari kita jaga bersama bangsa ini. Kita perbaiki yang belum pas. Jangan robohkan, terus bikin yang baru,” tegasnya.
Selain itu, Darraz juga berharap kepada seluruh rakyat Indonesia, agar tetap mengutamakan persatuan. Maarif Institute berencana untuk merangkul HTI, apabila mau merubah arah perjuangan gerakannya.
“Tentu kami ingin merangkul semuanya, karena mereka juga berhak berserikat dan berkumpul. Mari kita jaga bersama untuk saling mengisi kekurangan yang ada,” pungkasnya. (edys)