JAKARTA (Panjimas.com) — Ramadhan, rejeki kaum dhuafa melimpah di kota. Buka bersama, paket sembako, zakat fitrah, sedekah, mudah mereka dapatkan secara cuma-cuma. Tak heran bila Ramadhan banyak ‘’manusia gerobak’’ dan pengemis pendatang di kota-kota besar.
Padahal, banyak kantong-kantong kemiskinan di berbagai pelosok provinsi, yang belum cukup tersentuh berkah Ramadhan. Masalahnya, bagaimana mengirim bantuan ke saudara-saudara di pelosok Tanah Air itu?
Nah, Anda tak perlu khawatir. Di sana, ada juru dakwah yang sedang mendampingi masyarakat untuk memakmurkan Ramadhan. Membina warga yang miskin iman dan miskin harta sekaligus. Melalui merekalah, zakat, infak, sedekah Anda akan dilipatgandakan kemaslahatannya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun 2017 (1438 H) ini Dewan Dakwah kembali mengirimkan dai ke pedalaman. Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Moh Siddik, mengungkapkan, lebih 100 dai ditugaskan untuk mendampingi masyarakat guna memakmurkan Ramadhan 1438 H.
Para dai muda tersebut merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir Jakarta dan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Metro (Lampung), Sambas (Kalbar), serta Kupang (NTT). STID dan ADI merupakan lembaga pendidikan kader dakwah yang dikelola Dewan Dakwah.
Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah, Dr Mohammad Noer, menjelaskan, lokasi penempatan dai dipilih berdasarkan masukan dari peserta Kafilah Dakwah dan stake-holder kampus lainnya. Ia menambahkan, daerah yang dipilih terkategori daerah pedesaan, pedalaman, muslim minoritas, daerah transmigrasi, perbatasan, dan daerah yang secara umum minus kondisinya.
Pengelepasan Kafilah Dakwah secara nasional dilakukan pada Senin, 22 Mei 2017, di Masjid Al Furqon, Jakarta Pusat. Hadir dalam acara tersebut, jajaran pengurus pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, STID M Natsir, LAZIS Dewan Dakwah, dan para peserta Program Kafilah Dakwah.
Selasa (23/5), sebanyak 74 dai mahasiswa STID Natsir Jakarta secara berkelompok berangkat ke tempat tugas di Pulau Sikakap, Kepulauan Mentawai (Sumbar), Pulau Terong dan Lingga (Kepri), Meranti (Riau), Buleleng (Bali), Demak (Jateng), Alor dan Adonara (NTT), Pulau Tobelo Halmahera Utara (Maluku Utara), dan Pamekasan (Madura). Sedang 25 mahasiswi mendampingi warga di Desa Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
Ketua LAZIS Dewan Dakwah Lampung, Ustadz Sonhaji, mengatakan, sebanyak 13 mahasiswa ADI Metro, Lampung, ditugaskan menyebar di Desa Pancasila, Natar (Lampung Selatan), Jojok, Pekalongan (Lampung Timur), Tiyas Bangun, Trimurjo, dan Mekar Harjo (Lampung Tengah), serta Pesawaran.
Sedangkan 16 dai ADI Kupang ditempatkan di 10 kecamatan, seperti Metamauk yang merupakan perbatasan Timor Leste dan Indonesia. Juga di perkampungan Boneanak 1-4 yang dihuni warga eks-Timtim, serta Kampung Muallaf Oesalaen di Pulau Semau.
Para dai mahasiswa bertugas membina spiritual masyarakat setempat, juga melakukan advokasi kebutuhan sosial-ekonominya. ‘’Mereka juga mengajak warga setempat menghidupkan Ramadhan dengan amal ibadah,’’ terang Ketua STID Mohammad Natsir, Ustadz Dwi Budiman.
Sebelum diberangkatkan, para peserta Program Kafilah Dakwah mengikuti pelatihan pembekalan yang diselenggarakan di kampus masing-masing. Materi pelatihan meliputi orientasi dan pemetaan dakwah, komunikasi massa, penyusunan progress and reporting, dan pelatihan lifeskill praktis.
Untuk mendukung kerja dakwah para dai pedalaman tersebut, LAZIS Dewan Dakwah mengajak masyarakat menyalurkan zakat dan infak melalui program-program seperti ifthor (bukber) Ramadhan, santunan sembako, bingkisan Idul Fitri, wakaf Quran, pelatihan ketrampilan, pesantren kilat, dan Mabit Itikaf Lailatul Qodar.(nurbowo)