KABUL (Panjimas.com) — Taliban di Afghanistan pada hari Senin (15/05) menolak laporan bahwa mereka berhubungan dengan pemimpin partai yang dipimpin oleh Gulbuden Hekmatyar.
Pada hari Ahad (14/05), sebuah media lokal melaporkan bahwa Hezb-e-Islami dan Taliban saling kontak untuk sebuah Resolusi Damai demi penyelesaian konflik selama bertahun-tahun di negara ini.
“Di dalam negeri dan di luar negeri, kami berhubungan dengan beberapa pemimpin Taliban yang bersedia bergabung dalam proses perdamaian”, ujar Qareebur Rehman Saeed, juru bicara Hezb-e-Islami, mengutup laporan media Afghanistan.
Dengan segera Taliban menolak klaim tersebut, Taliban kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan pada hari Senin (15/05) yang mengatakan bahwa tidak ada kontak semacam itu yang dibuat antara kedua pihak.
“Kami sangat menolak klaim tersebut … anggota Hezb-e-Islami seharusnya tidak menyebarkan hal-hal seperti itu yang jauh dari kenyataan”, kata Zabehullah Mujahidin, juru bicara Taliban dalam sebuah pernyataan.
Ia menegaskan, “Sikap Emirat Islam [Taliban] adalah [jelas] bahwa meletakkan senjata di depan musuh, dan mendukung musuh dalam rancangan jahatnya, itu bertentangan dengan Syariah”.
Saat dihubungi media Anadolu, Nadir Afghan, juru bicara Hezb-e-Islami, mengatakan bahwa ada sedikit kebingungan mengenai apa yang rekannya katakan kepada media setempat, dan apa yang dilaporkan dan dipahami oleh Taliban. “Kami belum mengatakan bahwa kontak resmi dengan kantor politik Taliban di Qatar telah dilakukan dalam rangka perundingan damai, pungkasnya.
Nadir Afghan menambahkan,”Ada beberapa komandan dan pemimpin Taliban, yang dengannya kami berhubungan, dan bersedia menghindari kekerasan dan bergabung dalam proses perdamaian.”
Warga Afghanistan menyatakan optimisme bahwa upaya Hezb-e-Islami untuk menengahi perdamaian antara militan Taliban dan pemerintah Kabul akan memberikan hasil, dan proses yang dipimpin oleh Afghanistan dan Afghanistan akan mengarah pada penyelesaian konflik secara damai di negara tersebut.
Hekmatyar, pemimpin Hezb-e-Islami, kembali ke ibukota Kabul awal bulan ini setelah hampir 2 dekade dalam pengasingan.
Hekmatyar dapat kembali ke arena politik di Afghanistan, dimungkinkan oleh kesepakatan damai dengan pemerintah pada bulan September tahun lalu.
Dalam pidatonya di Arg (Istana Presiden) di mana Presiden Mohammad Ashraf Ghani menyambutnya dengan hangat, Hekmatyar berjanji menjadi penengah dalam perdamaian di negara tersebut.[IZ]