SOLO (Panjimas.com)– Warga Busukan, Mojosongo, Solo menolak keberadaan bangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di kampung muslim. Gereja itu malah diresmikan Walikota Solo, Fx. Hadi Rudiatmo, Kamis (18/5/2017).
Puluhan warga merasa ditipu, ketika keputusan, hasil dari perundingan yang dimediasi Pemkot melalui Disbangpol, dikhianati. Mengingat pengamanan pihak kepolisian begitu ketat, warga tidak bisa berbuat banyak.
Warga kemudian berinisiatif untuk membubuhkan tandatangan sebagai bukti bahwa Gereja tersebut masih dalam sengketa warga Busukan. “Mereka tidak bisa membantah argumen yang kita sodorkan. Dalam proses perijinan, mereka telah melakukan penipuan,” kata salah seorang warga.
Dari pantauan Panjimas.com, sekitar 36 warga laki-laki dan perempuan menandatangani selembaran kertas putih sebagai bukti penolakan.
Dalam aksi penolakan tersebut, Anggota Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ahmad Sigit mengatakan, warga Busukan sudah cukup toleran, dengan menerima keberadaan dua gereja dikampungnya, sehingga tidak perlu lagi dibangun gereja yang baru. “Polisi harusnya mendengar asprirasi warga Busukan,” ujarnya.
Sigit meminta pihak pendeta mengosongkan gereja tersebut. Dua gereja yang sudah berdiri di kampung Busukan dirasa sudah cukup. “Mulai saat ini, tidak ada peribadatan lagi, karena secara administrasi sudah jelas.
Wakapolres Solo, AKBP Andi Rifai mencoba memediasi warga Busukan untuk tidak menghadang jalan.Pihaknya meminta warga melakukan upaya hukum jika merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak gereja tersebut.”Kalau bapak-bapak warga Busukan mengaku gereja menyalahi aturan, silakan lakukan upaya hukum. Kami siap fasilitasi,” ujar Andi.
Pendeta GKI Busukan yang terlihat dalam aksi penolakan gereja tersebut enggan komentar. Tuntutan warga Busukan tak direspon pihak gereja. Yang terjadi, justru di siang harinya, Walikota Solo, Fx Hadi Rudiatmo malah meresmikan gereja tersebut. (SY)