YERUSALEM, (Panjimas.com) – Para pemimpin Agama Arab-Israel memberikan penghormatan terakhirnya kepada pendiri Gerakan Islam yang sangat berpengaruh di Israel, Sheikh Abdullah Nimr Darwish yang meninggal dunia Ahad pagi (14/05) pada usia 68 tahun, seperti dilansir Anadolu.
Organisasi yang didirikannya itu dalam sebuah pernyataan, menegaskan bahwa Sheikh Abdullah Nimr Darwish membuat seluruh rakyat Palestina dan negara-negara Arab dan Islam berduka.
Ia dimakamkan pada hari Ahad (14/05) di kota Kufr Qasem, wilayah utara Israel.
Sheikh Darwish mendirikan organisasinya “Islamic Movement” pada tahun 1971 dengan tujuan untuk menghidupkan kembali sentimen Islam di kalangan warga Arab-Israel dengan fokus pada penyediaan layanan sosial, sejalan dengan prinsip-prinsip pendirian Ikhwanul Muslimin Mesir.
Kelompoknya pecah pada tahun 1996 setelah perpecahan, yang dipicu oleh polemik apakah akan berpartisipasi di Parlemen Israel atau tidak, konflik itu mengarah pada terbentuknya cabang
Gerakan Islam Utara yang sekarang lebih dikenal saat ini, dengan dipimpin oleh Sheikh Raed Salah namun organsisasi tersebut dilarang eksistensinya oleh Israel pada tahun 2015.
Sheikh Hammad Abu Da’abis, yang memimpin Gerakan Islam cabang selatan, mengatakan Sheikh Darwish “membawa bendera sentralisme dan moderasi, menyebarkan semangat persaudaraan, toleransi dan harmoni di antara rakyat Palestina.”
Sheikh Abdullah Nimr Darwish dipenjarakan Israel pada tahun 1981 karena diduga memiliki hubungan dengan sebuah kelompok yang berkomitmen memperjuangkan “Negara Arab Islam di Palestina”, namun ia mulai melakukan advokasi untuk melakukan gerakan non-kekerasan di antara orang-orang Arab-Israel setelah dibebaskan pada tahun 1985.
Situs berita Arab-Israel “Arab48” melaporkan bahwa Sheikh Raed Salah, pemimpin gerakan Islam cabang utara, mengatakan “Kami bermunajat kepada Allah untuk memberi hadiah kepada Sheikh Abdullah Nimr Darwish atas perannya yang besar dalam membangunkan pawai dan kebangkitan Islam dan terutama Gerakan Islam di wilayah Palestina.” [IZ]