SOLO (Panjimas.com)– Takmir Masjid Arafah, Gonilan, Kartosuro, Sukoharjo, Solo, menggelar Kajian Akbar menyambut Ramadhan di akhir zaman bersama Ustadz Abu Fatiah Al Adnani, Rabu (17/5/2017).
Ketua Pelaksana Kajian, Andi Oktavia mengatakan bahwa kajian tersebut sangat penting untuk menambah keimanan dalam perjalanan mendekati akhir jaman. Dia juga berterima kasih dengan dukungan sponsor hingga dapat digelar kajian tersebut. “Beberapa tahun terakhir banyak perubahan teknologi dan informasi. Sangat sulit mencari kebenaran mendekati akhir zaman. Maka sangat penting mengikuti kajian seperti ini,” ucap Andi.
Dihadapan ratusan jamaah yang hadir, Ustadz Abu Fatiah menerangkan pentingnya persiapan umat Islam dalam menghadapi Ramadhan. Ramadhan harus disambut dengan ikhlas dan semangat bukan menjadi beban sehingga menjadi kenikmatan dalam beribadah.
“Rasulullah dan sahabat mempersiapkan diri agar memasuki bulan Ramadhan dengan melakukan berbagai amalan dengan penuh keimanan, ikhlas, semangat, giat dan tidak merasakannya sebagai beban,” ujarnya.
Dia menggambarkan air laut di pantai tidak akan habis diambil dengan apapun. Hal ini berlaku pahala dari Allah di bulan Ramadhan, menurutnya tidak pernah habis meski waktu dihabiskan dengan beribadah.
“Kalau kita datang ke Pantai membawa sebuah gelas maka yang ambil juga satu gelas, maka kalau yang kita bawa mobil tanker maka juga akan banyak. Ramadhan tidak akan habis pahalanya meski kita banyak beribadah,” tuturnya.
Ustadz Abu Fatiah menjelaskan, untuk menyambut Ramadhan harus dipersiapkan Mental. Jika salah mempersiapkan mental, bukan pahala dari Allah yang diterima justru materi dunia yang hanya didapat.
“Persiapan mental dalam hal ini sangat kompleks, bapak ibu, penjahit di bulan Ramadhan makin sepi atau ramai? Kalau secara mental tidak disiapkan maka justru Ramadhan hanya didapat nilai duniawi,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, bahwa menikmati Ramadhan juga perlu persiapan Ilmiah.Hanya dengan ilmu dapat mengetahui cara berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan sesuai syariat Islam.
“Kalau setiap muslim memahami dahsyatnya Ramadhan maka akan meninggalkan semua aktivitas yang tidak penting. Sebagai mana imam Nawawi bisa khatam membaca Al Quran 60 kali selama Ramadhan,” tuturnya. (SY)