SUKOHARJO (Panjimas.com) – Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) menggelar kajian bedah buku “Islam Tuhan Islam Manusia”, sebuah buku yang ditulis tokoh Syiah Haidar Bagir, di Masjid Baitul Makmur, Solobaru, Grogol, Sukoharjo.
Hadir sebagai pembicara dalam buku tersebut, yakni: Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Soloraya, Ustadz Tengku Azhar dan Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Muinudinillah Basri, MA, Kamis (11/5/2017).
Ustadz Tengku Azhar mengawali dengan pengenalan Haidar Bagir dalam kiprahnya. Perkenalan akrabnya dengan Jalaludin Rahmat mendirikan Islamic Cultural Center (ICC) dengan sponsor Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia.
“Siapa sebenarnya Haidar Bagir, aslinya orang Solo. Yang dibanggakannya ilmu filsafat sadra, sebagai alat memenetrasikan Syiah ke mahasiswa-mahasiswa. Awalnya dia menutupi ke Syiahannya,” katanya dihadapan ribuan peserta yang hadir.
Dia mengatakan bahwa buku Islam Tuhan Islam Manusia adalah kumpulan tulisan Haidar Bagir yang dijadikan satu buku. Menurutnya Haidar Bagir ingin mempengaruhi umat Islam bahwa Syiah tidak sesat dengan cara yang halus.
“Ini sebenarnya adalah kumpulan tulisan Haidar Bagir yang dijadikan satu buku. Ketika terjadi penyerangan di Sampang, Madura dia menulis Syiah dan umat. Dia ingin mengatakan bahwa Syiah sumber kerukunan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Tengku mencontohkan pada halaman 51 buku tersebut. Tokoh yang disampaikan Haidar Bagir dipoles sebagai tokoh yang alim, padahal sebenarnya tokoh pencela aqidah sunah.
“Di halaman 51 ketika membahas takfirisme, dia menuduh asal takfirisme bermula dari kelompok khawarij.Ini cara dia menggiring pembaca untuk membenarkan seorang yang alim dari Arab Saudi, Hasan bin Farhan Al Maliki. Ternyata dari Syeikh Hamud, menjawab bahwa Hasan bin Farhan Al Maliki adalah diantara tokoh sesat yang mencela aqidah sunah pada hari ini,” ujarnya. (SY)