JAKARTA (Panjimas.com) – Memasuki usianya yang ke-14 tahun, Daarul Quran akan menggelar Daqu Award pada 20 Mei 2017 mendatang di Balai Sudirman, Jakarta Selatan. Diharapkan event ini akan diadakan setiap tahun.
Kegiatan tersebut bersamaan dengan event Wisuda Tahfizh Nasional, yakni pemberian penghargaan kepada para santri, baik dari pesantren tahfizh Daarul Qur’an maupun rumah tahfizh, yang telah menyelesaikan hafalan mulai dari 5 hingga 30 juz.
“Wisuda Tahfizh Nasional merupakan ajang bergengsi para santri. Nantinya santri yang ikut akan disaring menjadi 300 orang. Diantara mereka ada yang hapal 30 juz, 15 juz, dan 5 juz, mulai dari usia SD-SMA,” kata Ustadz Ahmad Jameel, Pimpinan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an dalam Konferensi Pers di Hotel Siti Tangerang, belum lama ini.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Ustadz Yusuf Mansur selaku Pembina Yayasan Daarul Qur’an Nusantara), Ustadz M Anwar Sani (Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara, Ustadz Tarmidzi As Shidiq (Sekretaris Yayasan Daarul Qur’an Nusantara).
Perlu diketahui, Daarul Qur’an yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur ini adalah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Hingga saat ini Daarul Qur’an terus bergerak untuk mewujudkan visi membangun masyarakat muslim Indonesia berbasis Tahfidzul Quran.
“Kita punya mimpi untuk membumikan Al Quran di jiwa masyarakat muslim Indonesia dengan cara menghafalnya,” ujar Tarmizi As Shidiq.
Beliau mengatakan di usia yang ke-14 ini Daarul Quran akan terus menata diri menjadi lebih baik lagi. Dia berharap Daarul Quran bisa menelurkan banyak inovasi dalam dakwah Al Qur’an, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara.
Sejumlah kegiatan digelar dalam mengisi Milad Daarul Quran ke-14 yang jatuh pada tanggal 5 Juli 2017. Baik internal maupun eksternal. “Untuk internal kami membuat semacam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia kami siap dalam menghadapi tantangan dakwah di era globalisasi ini” ujar Tarmizi.
Adapun untuk kegiatan eksternal pada tahun ini untuk pertama kalinya Daarul Quran akan menggelar Daqu Award. “Daqu Award merupakan bentuk apresiasi sekaligus penghargaan bagi tokoh-tokoh baik dalam dan luar negeri yang dinilai telah memberikan inspirasi bagi perkembangan Dakwah Al-Qur’an yang ada di Indonesia.”
“Untuk tahun ini kita akan melaksanakan sesuatu yang berbeda. Kita menyadari banyak pelaku baik itu perorangan maupun lembaga yang ikut terlibat dalam kegiatan dakwah Al-Qur’an dan tidak terlihat publik” ujar ustadz Muhaimin, selaku
Ketua panitia Daqu Award.
Daqu Award
Ada dua kategori yang akan dipilih dalam pelaksanaan Daqu Award tahun ini, diantaranya kategori besar (meliputi personal dan lembaga).
Adapun untuk kategori personal yakni: 1) Tokoh Internasional (mereka yang memberikan pengaruh luas pada dakwah Al-Quran), 2) Tokoh Pengusaha (mereka yang membangun budaya Al-Qur’an dalam perusahaannya), 3) Tokoh Birokrat (mereka yang memiliki perhatian terhadap dakwah Al-Qur’an dalam kebijakanya)
Selanjutnya, 4) Tokoh Penggerak (mereka yang menghidupkan dakwah Al-Qur’an, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. 5) lnovasi dan Inspirasi (mereka yang berhasil menemukan metode mudah membaca atau menghafal Al Qur’an sekaligus menghasilkan kader-kader penghafal Al Qur’an).
Adapun untuk lembaga akan diberikan penghargaan Daqu Award kepada: Pendidikan, Rumah Tahfizh, Media, dan Pesantren.
Teknis penilaian Daqu Award sendiri berasal dari penjaringan yang dilakukan oleh internal Daqu yang nantinya hasil penjaringan akan diserahkan kepada dewan juri yang terdiri dari: KH. Maruf Amin, DR KH. Ahsin Sakho Muhammad, Allbertha Furqon, Prof DR. Hj. Khuzaimah T. Yanggo,MA, DR. Muchlis M Hanafi, dan DR. Adian Husaini.
Selain dari penjaringan internal panitia, Daqu Award juga menerima masukan dari masyarakat jika mengenal atau memiliki informasi terkait yang cocok masuk dalam nominasi Daqu Award.
Diantara tokoh internasional yang akan dipilih sebagai nominator dalam pemberian penghargaan Daqu Award, diantaranya adalah Syaikh Muhammad Ali Ash Shabuni, seorang ulama Syiria yang pakar ilmu Al Qur’an, Bahasa Arab, Fiqh, dan Sastra Arab.
Nominator lainnya adalah Syaikh Aiman Rusydi, seorang ulama yang lahir di Damaskus Suriah yang tinggal di Jeddah, dan merupakan salah seorang anggota Lembaga Internasional Tahfizhul Qur’an. (desastian/edy)