SEMARANG (Panjimas.com)– Maraknya pembubaran pengajian dan penolakan ulama akhir-akhir ini disesalkan banyak pihak. Terakhir, penolakan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pusat, KH. Ahmad Shabri Lubis di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), belum lama ini, Jumat (5/5).
Usai sholat di Masjid Pengadilan Negeri (PN) Semarang, jalan Siliwangi 512, Semarang, Jawa Tengah untuk persiapan sidang kasus Social Kitchen, Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono menyesalkan sikap arogansi Polisi. Dia menilai Polisi bersikap demikian karena tidak terima atas hasil Pilkada Jakarta.
“Sebenarnya posisi Polisi sudah jelas sebagai pengaman masyarakat, jadi tidak perlu overacting atau terlibat sakit hati dengan peristiwa politik di Jakarta. Kesan saya kok Polisi ini larut dalam hal itu, sehingga kegagalan Ahok seolah dia tidak terima,” katanya, Senin (8/5/2017).
Endro menegaskan sikap Polisi yang akhir ini justru menunjukkan intoleran akan merugikan kelembagaan instansinya. Untuk itu, menurutnya tidak perlu terjadi adanya penolakan.“Polisi kurang rasional dalam menangani satu masalah HTI dua masalah FPI. Maka sebenarnya Polisi sebagai pengayom masyarakat tidak perlu adanya sebuah penolakan atau pembubaran ormas.”
Lebih lanjut, dia berharap Polisi menjaga kewibawaannya sebagai pengayom masyarakat. “Kita berharap Kapolri tidak perlu larut dan kalut terhadap Pilkada Jakarta, sehingga kedepan Polisi masih punya kewibawaan masyarakat,” pungkasnya. (SY)