YERUSALEM(Panjimas.com) — Sekelompok dokter Israel menyerukan pada rekan-rekannya para petugas media di Israel dan internasional untuk menolak rencana untuk memaksa memberikan makanan kepada ribuantahanan Palestina yang melakukan aksi mogok massal.
Dokter untuk Hak Asasi Manusia-Israel (PHR-I) mengatakan bahwa rencana Israel untuk memaksa memberi makan para tahanan Palestina yang kelaparan “melanggar etika medis dan mengancam untuk melemahkan komunitas medis di Israel”, dalam sebuah surat kepada World Medical Association, mengutip laporan AA.
Surat tersebut, yang ditandatangani oleh beberapa dokter senior Israel, mengkritik rencana Penjara Israel yang diduga berencana untuk memaksa para dokter untuk memaksa memberi makan tahanan dan berpotensi “mengimpor” dokter asing untuk mengganti para petugas medis Israel yang menolak untuk bekerja sama.
Dikatakan bahwa rencana tersebut akan melanggar etika medis terkait dengan paksaan terhadap para tahanan yang melakukan demonstrasi tuntutan.
Sekitar 1.500 tahanan Palestina pada hari ke 21 tetap melanjutkan aksi mogok makan massal untuk kondisi yang lebih baik di penjara-penjara Israel, aksi ini dipimpin oleh pemimpin senior Palestina Marwan Barghouti.
Pemogokan tersebut juga mendorong demonstrasi di masyarakat Palestina yang lebih luas.
Sementara itu, komite pengorganisasian di balik pemogokan tersebut menyerukan serangkaian demonstrasi dalam pekan ini, termasuk membersihkan semua toko-toko dari produk Israel pada hari Rabu (10/05) sebagai tindakan boikot dan pemogokan umum keesokan harinya.
Aksi mogok makan kolektif ribuan tahanan Palestina ini sebagai bentuk ketidaktundukan dan aksi pemberontakan melawan penindasan pendudukan Israel, baik secara praktek maupun hukum.[IZ]