ACEH (Panjimas.com) – Tindakan intoleran dialami Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Pusat, KH Ahmad Shabri Lubis yang sedianya akan menghadiri dakwah Tabligh Akbar di Pontianak, Kalimantan Barat.
Mendengar kabar itu, umat Islam Aceh merasa sangat terpukul. Tak ayal, masyarakat Aceh pun membalas dengan kontan, tindakan intoleran tersebut.
Mereka menengarai, aparat kepolisian yang memulangkan Ketua Umum FPI, KH Ahmad Shabri Lubis, tak lepas dari peran Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, yang merupakan politikus PDIP dan beragama Katolik
Kontan saja, adanya informasi kedatangan Gubernur Kalbar, Cornelis yang berada di Hotel Hermes, Aceh, langsung ditolak masyarakat Aceh dengan menggelar aksi demonstrasi.
Ulama Aceh, Ustadz mengatakan bahwa penolakan Gubernur Kalbar, Cornelis dipicu ulahnya sendiri yang diduga memprovokasi penolakan ulama yang datang ke Kalbar.
“Kita akan mengusir si kafir laknat itu dari Aceh, kita tidak bisa menerima kelakuan mereka terhadap ulama. Dan kita mohon ketegasan aparat penegak hukum,” kata Tengku Muslim At Thahiry pada Panjimas.com, Ahad (7/5/2017).
Ustadz Tengku Muslim merasa bahwa perlakuan Gubernur Kalbar telah membuat marah masyarakat Aceh. Dia menegaskan akan memperlakukan hal sama bagi siapa saja yang menzalimi ulama.
“Kalau mereka sudah berani mengusir ulama maka kami juga akan usir mereka. Ya jelas pasti marah dan kita tidak biarkan mereka menginjak lagi bumi Aceh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustadz Tengku Muslim menduga rezim saat ini telah berpihak kepada kelompok tertentu. Aparat pun seolah tak berdaya, padahal mereka seharusnya melindungi masyarakat.
“Karena rezim sekarang memihak dan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas. Dan aparat penegak hukum bagaikan harimau ompong, maka orang kafir begitu berani mengusir tokoh-tokoh Islam,”
Oleh sebab itu, demi mewaspadai kezaliman dan kriminalisasi terhadap ulama, Tengku Muslim berpesan kepada umat Islam untuk tetap bersatu dan menaati arahan Ulama.
“Maka kita ajak umat Islam untuk bersatu bila orang kafir mengusir ulama kita. Kita juga wajib mengusir tokoh-tokoh mereka,” pungkasnya. [SY]