GAZA, (Panjimas.com) – Organisasi perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas pada hari Jumat (05/05) menyalahkan Presiden Mahmoud Abbas karena menghalangi upaya-upaya untuk mencapai rekonsiliasi internal faksi-faksi di Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengkritik “ancaman” terhadap Hamas yang disampaikan Mahmoud Abbas pada pertemuan hari Kamis (04/05) dengan para diplomat Arab di Washingto, AS.
“Ancaman (oleh Abbas) harus ditujukan pada musuh-musuh Palestina, bukan para pembelanya,” tegas Barhoum, dikutip dari Anadolu.
Hamas, lanjutnya, siap untuk berpartisipasi dalam pemilihan Palestina, asalkan dilakukan secara bebas dan transparan.
Pada sebuah pertemuan Kamis (04/05) di Washington dengan para Duta Besar Arab, Abbas dilaporkan mengancam akan mengambil langkah-langkah yang “belum pernah terjadi sebelumnya” yang ditujukan untuk memaksa Hamas – yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007 – untuk menyerahkan pemerintahan wilayah Jalur Gaza kepada pemerintah “persatuan” yang berbasis di Ramallah.
Gerakan Fatah dan Hamas,terakhir kali membentuk pemerintah persatuan, akan tetapi berselisih sejak 2007, ketika Hamas berhasil menguasai daerah pesisir dari Fatah.[IZ]