JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis sedianya akan berdakwah dalam acara tabligh akbar di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), dipaksa pulang oleh aparat kepolisian, saat baru saja tiba di Bandara Supadio.
Menanggapi hal itu, Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Muhammad Hariadi Nasution, mengungkapkan adanya upaya yang sistematis menjauhkan umat dengan ulama.
Kunjungan Ustadz Shabri Lubis menjadi bukti nyata setelah beberapa kali adanya penolakan para ulama, yang pernah terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. (Baca: Intoleran, Aparat Pulangkan Ketua Umum FPI yang Hendak Hadiri Tabligh Akbar di Pontianak)
“Ini ada upaya sistematis mengkriminalisasi ulama, ini untuk meredupkan dakwah. Kita harus waspada ini. Ulama ditolak padahal nggak ada yang nolak,” katanya pada Panjimas.com, Sabtu (6/5/2017).
Pria yang akrab disapa Ombat ini menegaskan bahwa umat Islam sudah sangat sabar, seharusnya aparat memahami hal itu. Namun, upaya provokasi terhadap umat Islam, nampaknya terus saja dilakukan. Padahal kedatangan Ustadz Shabri, sebagai seorang dai dan ulama tentu bukan inisiatif pribadi, melainkan permintaan umat Islam Kalbar.
“Ini bisa jadi makar terhadap umat Islam, gua ngasih saran jangan memancing umat Islam marah. Ini Kiai Shabri datang ke sana kan pasti diminta, yang minta ya umat Islam, khususnya umat Islam Kalimantan Barat, tolong janganlah dipancing,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ombat menegaskan, jika ulama terus dikriminalisasi apalagi diusir, siapa yang akan mencegah kemarahan umat Islam nantinya?
“Yang hanya bisa meredam kemarahan umat Islam kan ulama, kalau ulama diperlakukan begitu, bagaimana. Pemerintah harusnya berkaca pada demo aksi-aksi kemarin, umat Islam tetep tertib. Kalau ulama terus dikriminalisasi, jangan salahkan umat Islam marah,” tegasnya.
Ombat berpesan kepada aparat dan pemerintah untuk jernih melihat permasalahan. Kegaduhan di Indonesia karena satu orang penista agama, tapi mengapa aparat dan penguasa terlihat membela mati-matian.
“Udahlah sudahi saja, polisi jangan berat sebelah bela-belain penista agama. Kita umat Islam sudah bersabar, ulama yang membela dalam perjuangan,” pungkasnya. [SY]