SOLO, (Panjimas.com) – Hingga saat ini anak pertama Ranu Muda Nugraha masih beranggapan bahwa ayahnya sedang bekerja di luar kota. Padahal, telah empat bulan wartawan Panjimas.com ini dikurung di Lapas Kedungpane, Semarang, Jawa Tengah. Ia dituduh terlibat aksi perusakan saat melakukan peliputan di Sosial Kitchen, sebuah resto dan bar di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, pada Desember 2016 silam.
“Anak saya pernah bertanya, mengapa abi (ayah) gak pernah pulang?” cerita Nuraini, isteri Ranu, ketika dijumpai Islamic News Agency (INA) Senin, (01/05) adi rumahnya di Ngasinan, Rt 3 Rw 4, Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Nuraini sulit menjawabnya. Sebab, ia mengaku belum siap berterus terang kepada Zafarani, gadis kecil berusia 7 tahun yang biasa disapa Zafa ini. “Ia belum paham. Jadi saya merasa belum saatnya saya bercerita kepada dia,” kata Nuraini lagi.
Akhirnya Nuraini hanya berkata bahwa ayahnya saat ini sedang bekerja di luar kota, jauh dari Solo. Sebab itulah ayah tidak bisa pulang.
Sang bocah suatu hari merajuk. “Umi, boleh saya melihat tempat kerja abi?”
“Tidak boleh nak. Jauh! Nanti abimu terganggu,” jawab sang ibu yang telah mendampingi Ranu selama 8 tahun ini.
Gadis kecil itu tak mau menyerah. “Tolong telepon abi. Tanya apa boleh saya lihat tempat kerja abi,” kata bocah yang masih duduk di kelas 1 SD ini lagi sebagaimana ditirukan oleh Nuraini.
Akhirnya Nuraini meminta pendapat kakak iparnya. Sang kakak mengusulkan agar Zafa diberi kesempatan melihat ayahnya di Lapas Kedungpane, Semarang.
Lalu, pada Sabtu (22/4), hari yang dinanti Zafa tiba. Untuk pertama kalinya sejak Ranu ditahan, gadis kecil itu bisa bertemu ayah yang dirindukannya.
Ranu, saat bertemu INA menjelang sidang pada Selasa (02/05) di Pengadilan Negeri Semarang menceritakan bagaimana ketika buah hatinya bertemu dirinya pada hari itu.
“Apa ini tempat kerja abi yang baru?” tanya Zafa sebagaimana ditirukan Ranu.
“Ya nak. Ini tempat kerja abi yang baru. Teman kerja abi banyak di sini,” jawab Ranu.
“Boleh aku melihat ruang kerja abi?” kata Zafa lagi.
Ranu terdiam. Bagaimana pun Zafa belum siap mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya. Ranu tak bisa berbuat lain kecuali menolak dengan halus permintaan buah hatinya itu.
“Kelak saya akan ceritakan kepada anak saya apa yang menimpa saya agar dia tahu profesi yang ayahnya jalani ini penuh dengan cobaan,” kata Ranu menutup obrolannya dengan INA. [Mahladi/TM]