KARO (Panjimas.com) — Banjir lahar dingin membalap dari Gunung Sinabung, Selasa (18/4) siang, melalui saluran Lau Bakerah-Genting, menerjang Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Karo, Sumatera Utara.
Arus deras air berlumpur yang memboyong material hanyutan seperti besi, pokok kayu, batu, kerikil, dan pasir, menghajar permukiman warga. Akibatnya, tak kurang dari 20 rumah penduduk rusak, meliputi 12 rumah rusak berat, 4 rusak ringan, dan 4 rumah terendam lumpur.
Dari puluhan bangunan tersebut, ada satu rumah yang nyaris tak terdampak bencana. Ia hanya terkena luapan air berlumpur, sementara di sekitarnya hancur. ‘’Iya, waktu itu saya sedang di dalam rumah. Dengar ribut-ribut terus buka pintu. Ternyata sudah kejadian,’’ tutur Tukimin Sitepu (65), pemilik rumah itu.
Maragaing Harahap, da’i di Tiganderket, mengungkapkan bahwa Tukimin Sitepu sekeluarga rajin sholat. ‘’Buat kita, mungkin amalan sholat lima waktu sangat biasa dan sederhana. Tapi buat kebanyakan muslim Karo yang jumlahnya sekitar 35% dari total penduduk, amalan itu masih berat,’’ tutur anggota Ikatan Dai Alkahfi Sinabung (IDAS).
Walau rumahnya bisa ditempati, Tukimin beserta keluarganya harus tinggal di pengungsian (los) Desa Sukatendel bersama tetangga-tetangganya. ‘’Tidak boleh kembali dulu, karena masuk kawasan zona merah, bahaya,’’ Tukimin, keturunan Banyumas-Karo, menyebutkan alasan aparat melarangnya pulang.
Tiganderket yang terletak sekitar 3,5 km dari puncak Sinabung, bukan satu-satunya yang terancam lahar Sinabung. Sejumlah sungai yang berhulu di Sinabung, juga mengancam Desa Mardinding, Kutambaru, dan Desa Perbaji di Kecamatan Tiganderket. Juga Desa Gurukinayan di Kecamatan Payung serta Desa Sigarang-garang dan Kuta Rayat di Kecamatan Namanteran.
Untuk menghibur Tukimin dan para pengungsi lainnya, pada Senin (24/4) LAZIS Dewan Dakwah menyerahkan bantuan logistik dan perlengkapan sekolah. Atas nama warga, pengurus IDAS menyampaikan terima kasih atas bantuan para donatur LAZIS Dewan Dakwah kepada korban lahar dingin Sinabung.‘’Bantuan ini menjadi wasilah bagi kami untuk mendakwahi warga agar menjadi muslim yang lebih baik,’’ kata Ilham Safawi, dai IDAS yang menghibur anak-anak pengungsi di Tiganderket. [bowo]