JAKARTA (Panjimas.com) – Sulit dibayangkan jika kasus penistaan dan penodaan agama yang membawa nama Basuki Tjahya Purnama sebagai terdakwa, akhirnya divonis minimal, bahkan bebas dari hukuman. Siapapun tidak akan bisa mencegah, kalau sampai rakyat kecewa dan marah atas keputusan pengadilan yang tidak mengindahkan rasa keadilan masyarakat.
“Sangat disesalkan, jika aparat hukum tidak menjalankan proses penegakan hukum secara benar. Hal itu berpotensi hilangnya percayaan (distrust), kemudian masyarakat menjadi tidak taat terhadap hukum dan penegakan hukum,” tutur Prof. Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI saat Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI di Kantor Pusat MUI, Jl Proklamasi Jakarta pada Rabu (26/4/2017).
Din mengatakan, jika perasaan masyarakat sudah terluka, siapapun tidak bisa mencegah untuk bergerak memprotes keputusan yang tidak berpihak kepada kebenaran dan keadilan.
Lebih lanjut, Din berpesan kepada lembaga penegak hukum agar berhati-hati dan berhenti dari kecenderungan mempermainkan hukum. “Sebab itu akan membuat masyarakat marah.”
Rapat Pleno
Belum lama ini, Rabu (26/4) dalam Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI yang dipimpin oleh Prof Din Syamsudin mengundang para tokoh partai politik dan politisi Islam untuk berdialog dan berdiskusi, membahas tema sentral, yakni “Menegakkan Marwah Politik Umat Islam” pada Rabu (26/4/2017) di kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi Jakarta Pusat.
Para petinggi partai yang hadir di acara itu, diantaranya: Shohibul Iman (Presiden PKS), Ahmad Basarah (PDIP), Ali Muktar Ngabalin (Golkar), dan Fadli Zon (Gerindra).
Prof Din Syamsudin yang menjadi pimpinan rapat pleno itu mengatakan “Tujuan rapat yang mengundang para politisi Islam di partai nasional adalah agar terjadi dialog dan komunikasi. Diharapkan, hasil dialog yang dibangun dan komunikasi yang dijalankan, akan ada solusi untuk kebaikan umat Islam,” pungkas Din Syamsudin.
Ahmad Basarah dari PDIP mengatakan, “Kalau selama ini banyak umat Islam yang tidak mau dan menjauhi partai nasionalis, maka siapa yang bisa membimbing dan mengarahkan kaum muslimin yang ada di partai itu? Maka tolonglah dan bantu kami yang sama-sama sedang berjuang, walau menempuh jalan yang berbeda,” ujar Basarah.
Dalam Rapat Pleno Wantim MUI yang juga dihadiri oleh pimpinan organisasi/lembaga Islam, tokoh ulama, zuama dan cendekiawan Muslim, juga disampaikan Taushiah Kebangsaan yang dibacakan langsung oleh Prof.KH.Didin Hafiduddhin selaku Wakil Ketua Wantim MUI. (edys/des)