YERUSALEM (Panjimas.com) — Palestine Liberation Organization (PLO), pekan lalu mengutuk keras pelanggaran Israel yang terus berlanjut terhadap Al Quds Yerusalem dan kompleks Masjid Al-Aqsa, seperti dilansir MEMO.
Hal ini termasuk penodaan Masjid Al-Aqsa oleh para pemukim ilegal Yahudi para ekstremis Yahudi dan pejabat-pejabat yang dilindungi oleh pasukan polisi Israel, mengutip laporan Moheet daily.
Sementara itu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) memperingatkan bahwa masuknya ratusan pemukim ilegal Yahudi Israel ke dalam Masjid Al-Aqsa bersama dengan para pejabat senior Israel untuk melakukan ritual keagamaan Yahudi selama lebih dari seminggu mencerminkan kebijakan “ekstremis dan rasis” yang merongrong hak-hak untuk beribadah bagi umat Islam.
Dalam sebuah pernyataan, PLO mengecam provokasi tur Israel ke Masjid Al-Aqsa dan pada saat yang sama, PLO juga mengecam keras pembatasan Israel yang telah dikenakan pada Masjid Al-Aqsa dengan bertujuan untuk menghalangi masuknya umat Muslim ke Masjid untuk menunaikan ibadah shalat mereka sehari-hari atau bahkan hanya untuk mengunjungi situs tersuci ketiga Islam itu.
PLO mencatat bahwa tindakan semacam itu dapat mengubah konflik Israel-Palestina menjadi konflik Agama.
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menegaskan bahwa pihak berwenang Israel bertujuan untuk secara bertahap menerapkan rencana Yudaisasi untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan untuk mengubah status quo yang telah ada sejak awal aksi pendudukan pada tahun 1967.
Saat menyimpulkan pernyataannya, PLO menuntut masyarakat internasional, Liga Arab dan semua pihak yang berkepentingan untuk menekan aksi pendudukan Israel, selain itu berupaya keras untuk menghentikan “agresi dan pelanggaran berulang-ulang” terhadap situs suci Islam Masjid Al-Aqsa, dan untuk membebaskan rakyat dan tanah Palestina dari penjajahan dan pengepungan Israel.[IZ]