PARIS (Panjimas.com) — Para Penyidik Prancis telah berhasil mengidentifikasi penembak di balik pembunuhan seorang polisi di Champs-Elysees di kota Paris pada Kamis malam (20/04), Ia adalah seorang warga negara Prancis bernama Karim Cheurfi, demikian menurut Kepala Kejaksaan Paris, Francois Molins, pada hari Jumat (21/04).
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Paris, Molins mengatakan bahwa Karim Cheurfi berusia 39 tahun, Ia berhasil diidentifikasi melalui dokumen yang ditemukan di mobilnya yang digunakan dalam serangan tersebut.
Tersangka dulu tinggal dengan ibunya di pinggiran kota Chelles, wilayah sebelah timur Paris, sejak dirinya dibebaskan dari penjara pada tahun 2015.
Molins mengatakan bahwa penembak tersebut tiba dengan sebuah mobil, kemudi8an Ia keluar dari kursinya dan segera melepaskan tembakan dengan senjata jenis Kalashnikov sekitar pukul 20.47 malam waktu setempat menargetkan patroli polisi yang bertugas untuk melindungi gedung Pusat Kebudayaan Turki di jalan raya kota Paris yang bersejarah.
Pelaku kemudian ditembak mati. 2 petugas polisi mengalami luka-luka dalam serangan tersebut, salah satunya masih mendapat perawatan di rumah sakit.
Molins mengatakan “selembar kertas ditemukan” di samping mobil tersangka itu dengan “pesan tulisan tangan pembelaan terhadap Islamic State (IS).” Namun, Kepala Kejaksaan mengatakan Cheurfi dikenal sebagai pelaku kriminal namun Ia tidak menunjukkan tanda-tanda “radikalisasi”, dikutip dari Anadolu.
Karim Cheurfi berada dalam catatan polisi dan pengadilan.Pada tahun 2017, dia berusaha mendapatkan senjata dan membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa dia ingin membunuh polisi,” kata Molins
Lebih lanjut Molins menambahkan bahwa penembak tersebut memiliki catatan kriminal yang panjang yang dimulai pada setidaknya tahun 2001; Dia dipenjarakan selama beberapa tahun karena mengendarai mobil curian dan menembak seorang perwira polisi dan saudaranya selama operasi pengejaran.
Selama penangkapan tersangka yang dibunuh sebelumnya, dia telah mengambil pistol seorang polisi saat ditahan dan mencoba membunuhnya. Cheurfi (39 tahun) menerima hukuman 20 tahun penjara atas 3 tuduhan percobaan pembunuhan dalam kasus tersebut, yang kemudian dikurangi menjadi 15 tahun dalam upaya banding pada bulan Februari 2005; Ia kemudian dibebaskan lebih awal dari penjara pada tahun 2013.
Tiga bulan kemudian, dia melakukan perampokan hebat yang memuncak dalam operasi pengejaran mobil lainnya dengan petugas polisi.Pada bulan Juli 2014, Cheurfi dijatuhi hukuman 4 tahun penjara, namun hukuman 2 tahun terakhirnya dihapuskan.
Dia kembali dibebaskan dari penjara pada tahun 2015.
Molins membenarkan penangkapan 3 anggota keluarga Cheurfi untuk diinterogasi dan mengatakan penyelidikan terus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kaki tangan.Serangan tersebut terjadi kurang dari 3 hari sebelum rakyat Prancis akan berpartisipasi dalam pemilihan Presiden.[IZ]