DUBAI (Panjimas.com) — Lebih dari 2.000 Masjid di Dubai akan beralih menggunakan lampu pencahayaan hemat energi sebagai bagian dari inisiatif konservasi energi emirat, sepertin dilansir media UAE, “The National”.
Islamic Affairs and Charitable Activities Department, Departemen Urusan Islam dan Urusan Amal, Dubai World Trade Center, Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan, Otoritas Jalan, Transportasi dan Program Perumahan Sheikh Zayed, kantor lembaga-lembaga tersebut juga telah berkomitmen untuk menggunakan lampu LED hemat energi.
Hussain Nasser Lootah, Direktur Jenderal Kota Dubai, mengatakan, “Ini adalah visi inovatif, berkelanjutan, dan komprehensif yang akan menjadi yang pertama dari jenisnya di kawasan ini, serta ini akan memiliki implikasi ekonomi dan lingkungan bagi warga emirat.”
Pemerintah kota Dubai mengatakan bahwa lampu LED hemat energi tersebut akan mengurangi tagihan listrik hingga 90 persen, atau $ 1100 dollar per tahunnya, dan memiliki masa pakai hingga 25 tahun.
Pada tahun 2014, Dubai Electricity and Water Authority (DEWA) memberikan beberapa Masjid., sistem teknologi hemat air emirat, sementara itu Masjid Khalifa Al Tajer akan diresmikan sebagai Masjid ramah lingkungan pertama.
“Smart-Green Mosque”, Masjid Cerdas dan Ramah Lingkungan
Sebagaiman diberitakan panjimas sebelumnya, Ras al-Khaimah, yang merupakan daerah emirat yang terletak di bagian paling utara di Uni Emirat Arab (UEA), saat ini sedang dalam proses untuk membuka “Masjid Cerdas” dan “Masjid Hijau” [“Smart-Green Mosque”] untuk pertama kalinya setelah proyek pengembangan sebuah Masjid kuno kecil diselesaikan.
Menurut surat kabar harian berbahasa Arab UEA, “Al Khaleej”, pengeras suara di Masjid cerdas dan ramah lingkungan ini akan berfungsi secara otomatis, dan akan aktif segera ketika Imam berdiri di atas sajadah saat akan menunaikan Shalat, dan akan secara otomatis mati setelah ibadah shalat selesai.
Proyek Masjid cerdas dan ramah lingkungan ini [“Smart-Green Mosque”] ini akan menghemat hampir 10.620 Dirham UEA (sekitar $ 2.900 dollar) dari biaya tahunan air dan listrik, berkat teknologi cerdas dan ramah lingkungan, demikian menurut perkiraan pengawas proyek.
Dalam laporannya kepada “Al Khaleej”, Hashim al-Rifai Al Mansouri, pengawas proyek, mengatakan biaya renovasi, perbaikan dan transformasi fasilitas keagamaan disediakan oleh 25 dermawan dan yayasan-yayasan dari sejumlah emirat di UEA.
Al-Rifai Al Mansouri menyatakan bahwa pencahayaan di Masjid menggunakan tenaga surya dan dikendalikan dengan gerak sensor, dan pendingin ruangan (AC) juga dikendalikan melalui sistem cerdas yang mengelola pendinginan ruang sesuai dengan suhu di musim dingin dan musim panas. Pemanas tangki air juga bertenaga surya.
Al Mansouri menjelaskan bahwa proyek ini berlangsung selama hampir 6 bulan, dan biaya renovasi Masjid dan transformasinya menjadi fasilitas “cerdas” [“Smart-Green Mosque”] diperkirakan memakan biaya sekitar 270.000 Dirham UEA (sekitar $ 73.770 dollar atau Rp 984 juta rupiah).[IZ]