SRINAGAR (Panjimas.com) — Seorang pemuda Muslim Kashmir berusia 17 tahun ditembak mati oleh pasukan India pada hari Sabtu (15/04) di daerah Batamaloo, Srinagar, ibukota wilayah Kashmir yang menjadi sengketa India-Pakistan, demikian menurut sumber-sumber lokal.
Meskipun Kepolisian India mengklaim pihaknya sedang menyelidiki kematian pemuda Kashmir itu, akan tetapi pasukan India mengaku menembak mati Sajad Hussain Sheikh di bagian kepala setelah kendaraan pasukannya dilempari batu-batu.
Tahir Ahmad, seorang warga Reka Chowk di Batamaloo, mengatakan kepada Anadolu Agency, “Ada beberapa BSF [pasukan keamanan perbatasan India] kendaraan-kendaraan sedang melewati koloni SD ketika beberapa pemuda melemparkan batu-batu ke arah mereka.
“Itu adalah ketika terdengar tembakan peluru dan Sajad ditembak langsung di kepalanya,”pungkasnya.
Sajad Hussain Sheikh (17 tahun) adalah penduduk daerah Chandoosa di Distrik Baramulla, wilayah bagian utara Kashmir dan, menurut penduduk Batamaloo, Sajad bekerja sebagai buruh harian di Srinagar.
Dalam sebuah pernyataan, polisi India mengatakan mereka “mengumpulkan rincian dan menyelidiki ke dalam keadaan di mana seseorang, yang diidentifikasi sebagai Sajad Hussain Sheikh terbunuh”.
Namun, pernyataan itu menambahkan bahwa Kepolisian Distrik di Srinagar berdalih tidak ada pengerahan pasukan India di daerah itu. Segera setelah berita kematian Sajad Hussain Sheikh menyebar di masyarakat, ketegangan dan kemarahan meningkat dan situasi memanas di Srinagar, kota yang sebelumnya sudah seringkali disulut dengan kemarahan atas pembunuhan 8 warga sipil oleh pasukan bersenjata India hari Ahad lalu, bahkan video pembunuhan dan pemukulan yang dialami oleh warga sipil Kashmir itu telah muncul.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan India memaksa masuk ke sebuah perguruan tinggi di kota Pulwama wilayah selatan Kashmir. Kemudian mereka memukuli sejumlah mahasiswa; video dari serangan itu menjadi viral ketika diambil oleh sesama mahasiswa melalui ponsel kamera. Menurut Serikat Mahasiswa perguruantinggi itu, sedikitnya 50 mahasiswa menderita luka-luka.
Kashmir, Isu Prioritas
Di sisi lain, mantan Menteri Pertahanan India dan Ketua Menteri dari wilayah Goa, Manohar Parrikar, mengatakan tekanan atas beberapa isu-isu kunci, seperti Kashmir, adalah salah satu alasan mengapa ia memilih untuk keluar dari kabinet.
“Tekanan dari isu-isu seperti Kashmir saat bekerja sebagai Menteri Pertahanan di Delhi adalah salah satu alasan mengapa saya memilih untuk kembali ke Goa,” dikutipdari media India “Parrikar” pada hari Jumat (14/04).
“Ketika Anda berada di Pusat (Union government), Anda harus mengatasi masalah seperti Kashmir dan lain-lain … Delhi bukanlah bidang operasi saya (dan) itulah sebabnya saya selalu merasa di bawah tekanan,” imbuhnya. “Ini tidak begitu mudah untuk memecahkan masalah Kashmir … Anda memerlukan kebijakan jangka panjang.”
Perasaan anti-India telah meningkat tajam terutama di Jammu Kashmir sejak pembunuhan seorang Komandan pejuang Kashmir yang populer pada Juli tahun lalu. Pasca gugurnya komandan itu, ratusan ribu penduduk Kashmir segera turun ke jalan untuk menggelas aksi protes pro-kemerdekaan Kashmir.
Lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir, menurut sumber di Kepolisian, telah ditangkap karena berpartisipasi dalam aksi protes pro-kemerdekaan. Setidaknya 100 warga sipil sejauh ini telah tewas dibunuh pasukan India selama bentrokan itu dan lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir lainya menderita luka-luka, demikian menurut laporan Departemen Kesehatan, perhitungan ini dimulai sejak 8 Juli ketika kerusuhan pecah setelah seorang Komandan Muslim Kashmir tewas dibunuh oleh pasukan India.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas penduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir. Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK). Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]