SRINAGAR, (Panjimas.com) — Pasukan bersenjata India dilaporkan melukai puluhan warga Kashmir Senin (17/04) ketika mereka bentrok dengan ribuan mahasiswa pro-kemerdekaan Kashmir yang melakukan aksi massa turun ke jalan dari sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan kampus atau universitas mereka di Jammu dan Kashmir.
Ribuan mahasiswa Kashmir itu menegaskan bahwa kebijakan pemerintah India di wilayah itu sebagai aksi “pendudukan militer”, ini merupakan reaksi terhadap represi yang terus meningkat oleh angkatan bersenjata India.
Senjata, gas air mata, granat listr8ik dan granat oleoresin digunakan terhadap para mahasiswa di Srinagar dan bagian lainnya dari wilayah yang disengketakan.
Menurut seorang pejabat kesehatan, yang berbicara dengan syarat anonim karena pembatasan pada berbicara kepada media, setidaknya 68 mahasiswa dilaporkan terluka akibat bentrokan itu.
Layanan sistem internet dihentikan pada sore hari di wilayah itu, yang menurut beberapa pengamat, adalah tindakan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran video yang diduga menunjukkan kekerasan ekstrem oleh pasukan bersenjata India terhadap warga sipil Kashmir.
“Dengan mematikan internet, negara bagian India menindas dan menutupi kebenaran bahwa aturan yang berlaku di Kashmir adalah melalui pendudukan militer yang ditopang dengan penggunaan sistematis kekerasan terhadap rakyat Kashmir,” tegas Khurram Parvez, seorang aktivis hak asasi manusia dari Koalisi Masyarakat Sipil (Coalition of Civil Society), yang berbasis di Srinagar, dikutip dari Anadolu.
Pekan lalu, puluhan video yang diambil oleh para pengunjuk rasa dan pasukan India menjadi viral di media sosial. Puluhan video itu menjadi bukti otentik yang mempertontonkan penyiksaan dan pembunuhan warga Kashmir oleh pasukan bersenjata India.
Setelah insiden itu, pada hari Selasa, semua lembaga pendidikan di wilayah Kashmir diliburkan, sepertinya untuk meredam ketegangan dan situasi yang memanas.
Altaf Bukhari, Menteri Pendidikan di Jammu dan Kashmir, mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa “Pemerintah telah memutuskan untuk menutup lembaga pendidikan sebagai langkah pencegahan setelah bentrokan hari ini. “Itu situasi yang buruk hari ini dan jika kami tidak menutup perguruan tinggi, ada kesempatan mereka mungkin ditutup untuk waktu yang lama,” tandasnya.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas penduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]