JAKARTA (Panjimas.com) – Seruan ulama kepada umat Islam dalam Tamasya Al Maidah, diikuti oleh para aktivis Islam asal Jawa Tengah.
Bahkan mereka bertekad tak akan bosan pulang pergi ke Jakarta, demi menegakkan keadilan, membela Al-Qur’an dan memenjarakan penista agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Para aktivis Islam tersebut tergabung dalam Forum Silaturrohim Antar Masjid (FOSAM) se-Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dadio Hasto, Ketua FOSAM mengaku tidak akan lelah datang ke Jakarta sebelum Ahok dipenjara. Dia merasa terpanggil karena hal ini bagian dari perjuangan Islam.
“Alhamdulillah, fase perjuangan kita bagaimana penista agama tidak menjadi pemimpin di Indonesia, karena itu FOSAM bekerja sama dengan BANG JAPAR Jakarta turut serta menjadi Relawan Pengawas TPS,” kata Hasto pada Panjimas.com, Rabu (19/4/2017).
Hasto mengungkapkan bahwa perjalanan ke Jakarta tidak mudah karena ada instruksi pihak kepolisian untuk menghadang massa umat Islam dari luar Jakarta. Untuk menyiasatinya dia membagi tim FOSAM menjadi tiga armada yang berangkat secara terpisah.
“Kita bagi menjadi tiga armada karena melihat potensi penghalauan dari aparat kepolisian. Alhamdulillah, Selasa pagi tim kafilah FOSAM sudah tiba di base camp sekitar. Dan kami mendapat tugas dari tim BANG JAPAR untuk mengawasi 4 TPS yang berbeda,” ujarnya.
Selama memantau di tempat pemungutan suara (TPS), FOSAM mengakui ada bentuk provokasi dari pihak pendukung Ahok yang berseragam kota-kotak, namun hal itu bisa dikendalikan.
“Secara umum, di TPS yang kami awasi cukup terkendali, beberapa orang yang memakai baju kotak-kotak ada yang bersikap memprovokasi tapi bisa terkendali. Tetapi karena ada TNI yang ikut mengawal, mereka tidak berani,” ucapnya.
FOSAM berharap aksinya menjadi amal shalih dan membawa kebaikan bagi umat Islam khususnya Jakarta.
“Semoga usaha ini, perjuangan umat Islam dan do’a seluruh umat Islam akan membawa kebaikan buat Islam dan bangsa Indonesia, Amin,” pungkasnya. [SY]