BELGRADE, (Panjimas.com) – Kaum Muslimin Bosnia Sabtu lalu (15/04) memperingati 23 tahun pembantaian di Desa Ahmici selama berlangsungnya Perang Bosnia.
Terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa yang dipanjatkan selama upacara pada hari Sabtu (15/04) sebelum umat muslim mengunjungi makam para korban.
Pasukan Dewan Pertahanan Kroasia (Croatian Defense Council) pada 16 April 1993 menewaskan 11 anak di bawah umur, 32 perempuan dan 73 laki-laki di Desa Ahmici.
Tercatat, korban termuda adalah bayi yang masih berusia 3 bulan.
International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia, Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas negara Yugoslavia telah memutuskan bahwa pembunuhan di Ahmici adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Habiba Ramic, seorang korban yang selamat dari pembantaian Ahmici mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa akibat pembantaian itu, dirinya kini dalam kehidupan yang penuh kesepian bersama dengan 2 anaknya.
“Anak-anak saya tumbuh tapi suami saya tidak bisa melihat mereka tumbuh. Mereka ingin membunuh kami karena nama kami berbeda,” kata Habiba Ramic.
Amina Ahmic, seorang anak yang belum lahir selama pembantaian Ahmici mengatakan bahwa dirinya “tidak mengetahui apa maksud kata “ayah” itu.”
Pembantaian di Ahmici, di mana rakyat Bosnia-Kroasia berbalik memerangi Muslim Bosnia, telah ditetapkan sebagai contoh tunggal yang paling biadab tentang pembersihan etnis di Balkan.
Perang di Bosnia berakhir pada tahun 1995. Sejak saat itu, ratusan keluarga Bosniak masih mencari warga-warga yang hilang, terutama sejumlah besar warga sipil yang tewas dan dibuang ke dalam kuburan massal di seluruh negeri.
Sekitar 8.400 orang masih tetap dinyatakan hilang setelah perang, demikain menurut Institute for Missing Persons in Bosnia and Herzegovina.[IZ]