SUKOHARJO (Panjimas.com) – Warga Ngrayapan, RT 03/06, Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah menolak keberadaan gereja ilegal yang tidak berizin di wilayahnya. Pardi, mewakili warga Ngrayapan meminta pendampingan Hizbullah Divisi Sunan Bonang, Jawa tengah (Jateng) untuk melayangkan dan menyegel keberadaan gereja ilegal tersebut, pada hari Selasa malam (11/4/2017).
Melalui surat bernomor: 531/CH-DSB/IV/2017, Yanny Rusmanto, Panglima Hizbullah menerima pendampingan tersebut. Dia dan pasukannya segera bergerak mendampingi warga yang merasa resah akan keberadaan gereja ilegal tersebut guna menyegelnya.
Namun atas aksinya itu, tiga media online yakni Hidup Katolik, Netral News dan Netralitas menurut Yanni telah melakukan pembohongan publik. Bersama Pardi, warga Ngrayapan, Hizbullah melakukan jumpa pers di Solo Bistro, jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah untuk melakukan klarifikasi berita yang menyudutkannya.
“Kami hanya melakukan pendampingan pada warga Ngrayapan, yang merasa resah dengan keberadaan gereja yang tidak memiliki izin atau status perizinannya tidak jelas. Tapi malah beredar informasi gereja Ngrayapan ditutup oleh Hizbullah. Nah ini ada juga koordinator pak Benni dan pak Setyo, bisa memberikan informasi kronologinya,” kata Yanny di hadapan wartawan, Selasa (18/4/2017).
Dalam bergerak, Hizbullah lebih dulu memberitahukan kepada Polsek Mojolaban untuk mengantisipasi terjadinya salah paham. Jumlah warga Ngrayapan yang keberatan dengan tempat peribadatan tersebut mencapai 26 orang. Surat pendampingan juga ditandatangani ketua RT 03/06, Suyadi.
Untuk itu, Yanni berniat akan memberi somasi pada tiga media tersebut, karena Hizbullah hanya mendampingi warga Ngrayapan.
“Kami sudah menghubungi nomor-nomor mereka, kita sudah mengecek, di sini ada alamatnya namun sulit untuk dihubungi dan susah. Saya tidak diwawancara kok isinya bisa persis seperti seolah mereka mewawancarai,” ungkapnya. [SY]