SOLO (Panjimas.com) – Menegakkan Aqidah Menjalin Ukhuwah, tema yang diambil Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah (Jateng), dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) setengah abad usianya, di Gedung Islamic Center, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.
Ustadz Aris Munandar, Ketua Program Kerja DDII Jateng mengatakan bahwa untuk menegakkan aqidah, dalam Rakerwil ini pihaknya akan mengawal aqidah Islam yang tengah dikriminalisasi oleh penista Al-Qur’an.
“Meneguhkan, berada dalam posisi bersama umat mengawal aqidah Islam ini, yang akhir ini mulai dirasa ada kejahatan terhadap aqidah. Baik kepada Al-Qur’an, kepada Allah, kepada Nabi Muhammad, atau pun pada prinsip-prinsip Islam. Maka sebagai kongkritnya Dewan Dakwah berada di pihak yang melawan penista Al-Qur’an,” katanya usai Rakerwil, Sabtu (15/4/2017).
Selain itu, DDII Jateng dalam menjalin ukhuwah akan merengkuh semua bagian umat Islam termasuk jajaran pemerintah yang saat ini terkontaminasi dengan ajaran komunis dan syiah yang pelan-pelan mulai berani eksis.
“Nah itu termasuk bagian menegakkan aqidah. Sedang menjalin ukhuwah untuk mengabaikan perbedaan yang ada ditengah umat, dengan mengesampingkannya, untuk memiliki kekuatan baru melawan kejahatan aqidah. Umat akan kita rengkuh termasuk para aparat, aparatur negara, pelaksana negara, birokrat, semua yang menjadi bagian umat ini direngkuh,” pungkasnya.
Sementara itu, Darwis Abu Ubaidah, mewakili ketua DDII Pusat, menyayangkan munculnya wacana sertifikasi dai oleh menteri agama dan pernyataan Presiden Jokowi untuk memisahkan agama dengan politik.
“Awalnya muncul sertifikasi dai oleh menteri agama, seakan kita tersentak setelah digulirkan ke publik. Dilanjut pak Jokowi, dalam pidatonya agama tidak dicampurkan dengan Poitik. Tidak akan pernah bisa agama dipisah dengan politik, ini tantangan di Dewan Dakwah,” ujarnya.
Untuk mempersiapkan materi dakwah kepada umat, dia menghimbau kepada anggota DDII dengan tiga modal, yakni; ilmu, ikhlas dan sabar. [SY]