JAKARTA (Panjimas.com) – Kontroversi iklan kampanye pasangan cagub Basuki Tjahya Purnama alias Ahok dan Cawagub Djarot Saiful Hidayat di masyarakat membuat beberapa pihak angkat bicara.
Wakil Sekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain kepada Panjimas mengatakan, “Bagi kami umat Islam, video kampanye pasangan nomor 2 itu sangat menyakitkan, dan kelihatannya sengaja dibuat agar Jakarta Chaos.”
Selain itu, video itu juga menyatakan jika orang memilih berdasarkan agama, berarti anti Kebhinnekaan, anti
persatuan. Ini jelas melanggar UUD 1945 pasal 28 E.
“Jika orang Bali memilih Gubernur dari suku Bali yang beragama Hindu, apakah mereka anti kebhinekaan ? Kan tidak! Itu hak mereka yang dilindungi UUD 1945,” kata Tengku.
Atau “Apakah jika orang-orang Menado memilih gubernur beragama Nasrani dari suku Menado, diartikan anti kebhinekaan ? Juga tidak ! Itu hak mereka yang dilindungi konstitusi.”
“Begitu juga, jika ada orang Aceh memilih gubernur Aceh dari suku Aceh dan bergama Islam, apakah mereka anti kebhinekaan? Sekali lagi tidak! Itu hak mereka sesuai konstitusi. Pertanyaan saya, apakah mesti memilih bangsa Cina yang beragama Kristen baru disebut ber-Bhinneka Tinggal Ika ?
Dikatakan Tengku, video itu jelas ngawur dan menyesatkan, serta menghina orang yang beragama. “Apalagi video itu menyudutkan umat Islam dan mendewakan bangsa Cina sebagai pahlawan. Mau mempromosikan bangsa Cina sebagai pahlawan silakan saja, tapi jangan dengan cara menghina umat Islam sebagai pelaku pengganyangan Cina,” tegas Tengku.
Terakhir, Ustad Tengku Zulkarnain mengatakan “Bawaslu, KPU, KPI, dan Polisi mesti menindak semua yang terlibat dalam pembuatan, penyebaran, dan penyiaran video itu. Jangan sampai Jakarta rusuh dan tumpah darah, kemudian aparat baru bertindak. Bahaya!” (edy)