JAKARTA (Panjimas.com) – Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) mengutuk keras pembiaran dan berulangnya genosida masyarakat sipil ahlus sunnah oleh rezim Syiáh Bassar Assad.
“Umat Islam berduka atas tragedi pembantaian masyarakat muslim Syuriah oleh rezim Syiáh Bassar Al-Assad berupa penyerangan menggunakan senjata kimia dan Gas saraf chlorin dan sarin terhadap warga sipil di Khon Syaikhun propinsi Idlib Suriah,” kata Juru Bicara Jama’ah Ansharusy Syari’ah (JAS), Ustadz Abdul Rahim Ba’asyir dalam keterangan persnya di Jakarta (8/4).
Atas pembantaian tersebut, seluruh dunia pun ikut menangis menyaksikan banyaknya anak tak berdosa mati akibat serangan gas beracun pada Selasa 4 April 2017 lalu.
Kepala otoritas kesehatan provinsi Idlib menyebut lebih dari 50 orang tewas dan 300 luka-luka dalam insiden itu. Sementara itu, Persatuan Organisasi Perawatan Medis mengklaim jumlah korban jiwa mencapai 100 jiwa. Hal itu merupakan Crime Against Humanity (Kejahatan Terhadap Kemanusiaan) yang berat dan melanggar prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam Declaration of Human Right Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penyerangan keji tersebut juga melanggar hukum perang dalam konvensi Jenewa serta kejahatan kemanusiaan genosida yang serius dan tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun, serta harus mendapatkan sangsi berat dari dunia internasional.
Serangan serupa pernah terjadi di Ghouta timur, dekat Damaskus, Agustus 2013 lalu. Dilaporkan, serangan itu membunuh 1300 warga sipil. Setelah serangan 2013 ini, rezim Suriah bergabung dalam Konvensi Senjata Kimia internasional berdasarkan kesepakatan AS-Rusia, di bawah ancaman intervensi militer AS.
Rasulullah Saw bersabda:Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota badan akan merasa demam dan susah tidur” (HR. Muslim)
JAS menegaskan, tragedi yang terjadi di Idlib, perlu mendapat perhatian dan tindakan yang serius dari umat Islam. Karena itu JAS mengajak kepada seluruh umat Islam agar merapatkan barisan dan tetap menggelorakan semangat ukhuwwah dan membantu saudara-saudara kita di Suriah dengan melakukan aksi kepedulian dan penggalangan dana serta berdo’a kepada Allah swt, agar saudara-saudara kita di Syuriah diberikan kekuatan dan keteguhan iman juga mendapatkan pertolongan dari Allah swt.
JAS mendesak pemerintah Indonesia agar berperan aktif mendorong negara-negara anggota PBB dan Lembaga Dunia lainnya (seperti ASEAN dan OKI) untuk memberikan sanksi keras kepada Pemerintahan Suriah dan menyeret Pemimpin Tertinggi Suriah, Basyar Asaad ke Pengadilan Internasional, termasuk para pembantunya, yaitu Negara Iran dan Rusia.
“Diperlukan langkah-langkah strategis untuk segera menghentikan pembantaian terhadap rakyat Suriah,” seru JAS.
JAS juga mendesak pemerintah Indonesia mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan diplomatik, dan mengusir Duta Besar Suriah, Iran dan Rusia dari Jakarta.
“Kami mendesak dunia internasional untuk memberikan sangsi politik,ekonomi dan militer kepada pemerintah syuriah karena telah melakukan pelanggaran terhadap Konvensi Senjata Kimia internasional berdasarkan kesepakatan AS-Rusia, di bawah ancaman intervensi militer tahun 2013 lalu.”
Pembiaran terhadap Tragedi kemanusiaan genosida ini adalah merupakan diskriminasi politik Negara-negara Barat terhadap Islam dan kaum Muslimin tersebut. JAS menyerukan kaum Muslimin dan para mujahid supaya melaksanakan misi Jihad fi Sabilillah, guna menghentikan kemungkaran yang menimpa masyarakat Muslim Suriah.
JAS berharap agar Rezim Bassar Assad menghentikan kebiadaban dan kejahatan kemanusiaan yang terjadi terhadap masyarakat Muslim Suriah. “Semoga Allah SWT menolong agama-Nya dan meninggikan derajat kaum Muslimin serta menghinakan mereka yang berbuat aniaya terhadap Islam dan Umat Islam,” ungkap Ustadz Iim. []