LONDON (Panjimas.com)— Situasi Krisis Pangan global semakin memburuk secara signifikan pada tahun 2016 dan kondisi ini tampaknya akan terus memburuk tahun ini, terutama di beberapa daerah dengan peningkatan risiko kelaparan, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Food Security Information Network, Jaringan Informasi Keamanan Pangan (FSIN) pada hari Jumat (31/03), akhir Maret lalu.
“Ada risiko tinggi kelaparan di beberapa daerah di bagian Utara hingga Timur Nigeria, Somalia, Sudan Selatan dan Yaman akibat konflik bersenjata, bencana kekeringan dan runtuhnya ekonomi makro,” pungkas FSIN [Jaringan Informasi Keamanan Pangan].
Food Security Information Network (FSIN), yang turut disponsori oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Program Pangan Dunia (WFP) dan International Food Policy Research Institute (IFPRI), mengatakan bahwa permintaan untuk bantuan kemanusiaan terus meningkat.
FSIN mengatakan bahwa 108 juta orang dilaporkan akan menghadapi tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ini bahkan lebih buruk daripada tahun 2016, jumlah penduduk yang terdampak terus meningkat drastis dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai hampir 80 juta jiwa.
Menurut Reuters, Jaringan Informasi Keamanan Pangan (FSIN) menggunakan skala lima tahap dengan tingkat ketiga yang diklasifikasikan sebagai krisis, tingkat keempat sebagai situasi darurat dan tingkat kelima sebagai kelaparan/bencana.
“Pada tahun 2017, kerawanan pangan yang meluas ini cenderung bertahan di Irak, Suriah (termasuk di antara pengungsi di negara tetangga), Malawi dan Zimbabwe,” demikian menurut laporan itu.[IZ]