NAIROBI, (Panjimas.com) — Ribuan kaum Muslimin di Kenya pada hari Jumat (07/04) memprotes sebuah rencana untuk menghancurkan Masjid Jamia di ibukota Nairobi dengan dalih untuk kepentingan pembangunan jalan.
Masjid tersebut selama ini mampu menampung lebih dari 2.500 Muslim.
Setelah menunaikan shalat Jumat, umat Islam setempat bergerak menuju ke tempat dimana para pejabat dari Otoritas Jalan Perkotaan Kenya (KURA) memarkir mobil-mobil pengebor, excavator, dan forklift di antara peralatan-peralatan kontruksi lainnya.
“Kami sangat mengutuk keras langkah ini, dimana Masjid kami dirubuhkan,” pungkas Syaikh Hamid Chandhry kepada para wartawan.
“Takmir Masjid Jamia, yang merupakan penjaga (pengelola) Masjid, memperoleh akta akta secara resmi pada tahun 2005, menjadikannya pemilik tunggal dan sah dari tanah tempat Masjid dibangun.”
Syaikh Hamid Chandhry mengatakan bahwa meskipun ada kasus pengadilan yang sedang berlangsung, KURA (Otoritas Jalan Perkotaan Kenya) ingin terus melanjutkan proyek dan segera menghancurkan Masjid tersebut, dengan mengklaim bahwa Masjid itu terletak di jalan milik negara, yang berarti bahwa negara dapat menghancurkan Masjid dan tidak menawarkan kompensasi.
“Kami sangat terganggu, karena Masjid merupakan pusat keagamaan penting bagi masyarakat yang tinggal di Parklands dan penghancurannya merupakan penghinaan terhadap kebebasan beribadah sebagaimana tercantum dalam konstitusi,” imbuhnya.
Takmir Masjid mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa KURA telah menolak untuk menawarkan kompensasi apapun, bahkan jika mereka menyetujui rencana relokasi.
“Mereka harus memberi kompensasi atau memberi kami tanah alternatif. Masjid tersebut secara legal memiliki tanah itu dan harus diberi kompensasi,” tegas Sheikh Salim Mohammed.
Masjid ini melayani lebih dari 2.500 jamaah dan juga menyelenggarakan madrasah di mana anak-anak diajarkan nilai-nilai moral dan ajaran Islam.[IZ]