PONOROGO (Panjimas.com)– Pencarian korban bencana longsor di Desa Banaran, Pulung, Ponorogo, sudah memasuki 8 hari, relawan hanya berhasil menemukan 3 orang korban meninggal dari 28 korban hilang, yakni, Iwan, Katemi dan Jadi.
Saat melakukan pencarian korban, para relawan dibagi menjadi 4 sektor. Sektor A untuk lokasi paling atas atau titik nol dimana ada sekitar 12 korban hilang, sedang sektor B ada 10 korban hilang. Sementara sektor C ada 6 korban hilang dan sektor D pengembangan dari pemberhentian longsoran tanah.
Tim Relawan Emergency and Crisis Response (ECR) melaporkan pada Ahad (9/4/2017) siang, telah terjadi longsor susulan. Romi, salah satu anggota relawan ECR mengatakan tanah yang berada di sektor A bergerak turun dan mendorong tanah yang masih labil di sektor B hingga turun sampai sektor D layaknya lumpur mengalir.
“Iya saya berada di sektor A, sebenarnya sedikit yang longsor di sektor A itu kira-kita 2 truk lah, tapi di bawah sektor B itu tanah labil kedorong hingga ke bawah seperli lumpur mengalir. Semua relawan lari, menyelamatkan diri. Ada satu Bego di sektor C ikut terbawa arus longsor dan tertimbun,” katanya saat dihubungi Panjimas.com, Senin (10/4/2017).
Romi berada di Lokasi bencana Ponorogo sejak Jumat (7/4/2017) malam, dia bersama teman-teman ECR melakukan evakuasi korban hilang secara bergiliran bersama tim tanggap bencana dari LMI (Lembaga Manajemen Infaq).
“Penduduk dan relawan berteriak memperingatkan relawan yang berada dibawah, lari, lari, banyak juga yang pada menangis melihat longsoran susulan,” imbuhnya.
Hasil informasi dari Posko Bencana Longsor Ponorogo didapat bahwa 1 unit mobil Panter Relawan, 1 unit Mobil Polisi K9, 1 unit Bego (eskoavator), 2 Unit Motor KLX, 2 unit rumah warga tertimbun tanah longsor. Kegiatan pencarian untuk sementara dihentikan, seluruh relawan dievakuasi dari area seluruh sektor. (SY)