JAKARTA (Panjimas.com) – Pada putaran kedua Pilkada Jakarta ada indikasi praktek kecurangan yang akan terjadi dan dilakukan. Apa yang terjadi pada pilkada putaran pertama, saat itu ada sekitar 540 lebih TPS (Tempat Pemungutan Suara) dimana di tempat itu ada kemenangan paslon nomor urut 2, yakni Basuki TP – Djarot.
Informasi ini didapat dan disampaikan langsung oleh salah seorang peneliti dari sebuah lembaga Survei Polmark Indonesia yang dipimpin oleh Eep Saefuloh Fatah.
Eko yang mewakili Lembaga Polmark Indonesia mengatakan pada saat acara diskusi bertema “Pilkada Bersih Sehat : Waspada Operasi Peci Kumis di Resto Gado Gado Boplo, Menteng Jakarta, Senin (10/4).
“Kami mengamati dan meneliti bahwa ada sekitar 542 TPS yang dicurigai adanya praktek kecurangan disitu”. Karena di TPS-TPS tersebut angka kemenangan paslon Basuki – Djarot itu diatas angka 90%. Ini adalah angka yang tidak wajar dan diindikasikan adanya praktek kecurangan disitu,” tutur Eko kepada wartawan.
Dalam kesempatan itu peneliti dari lembaga Survei Polmark ini meminta semua pihak untuk terus mengawasi dan memantau potensi kecurangan yang bisa timbul di setiap TPS yang ada.
Terakhir Eko juga menyampaikan bahwa, TPS adalah titik terawan akan adanya praktek kecurangan dan praktek pengelembungan suara yang bisa dilakukan oleh satu kandidat. Sehingga di titik ini harus ada pengawasan dan perhatian semua pihak untuk bekerjasama saling mengawasi. (edy)