IDLIB (Panjimas.com) — Seorang warga Suriah dalam duka yang mendalam, ketika kedua bayi kembarnya tewas dalam serangan senjata kimia Selasa (04/04) di kota Khan Shaykhun, Idlib.
Ayah 2 bayi kembar itu menyatakan bahwa hanya Turki dan Presidennya, Recep Tayyip Erdogan, yang dapat menjadi satu-satunya harapan, bagi rakyat Suriah.
Abdulhamid al-Youssef, seorang Ayah dari 2 bayi kembar berusia sembilan bulan bernama Aya dan Ahmed, seorang gadis kecil dan anak laki-laki, telah menjadi gambaran memilukan lainnya dimana anak-anak Suriah terjebak dalam konflik berdarah yang telah berlangsung selama 6 tahun ini.
Serangan senjata kimia Selasa (04/04) menghantam kota Khan Shaykhun, wilayah barat laut Suriah, menewaskan sedikitnya 100 jiwa dan melukai 500 korban lainnya.
Abdulhamid menderita kerugian yang tak terbayangkan; selain Ia kehilangan kedua bayi kembarnya, istrinya dan 13 kerabat lainnya yang termasuk di antara para penduduk yang tewas.
Gambaran mengerikan ini tampak jelas saat dirinya memegang kedua bayi kembarnya yang sudah meninggal – satu di setiap lengannya sebelum mengucapkan perpisahan terakhir – sekali lagi ini menunjukkan wajah sebenarnya dari perang Suriah.
Setelah kehilangan sebagian besar dari keluarganya, Abdulhamid berangkat ke Turki pada hari Kamis (06/04) atas undangan pribadi Erdogan.”Satu-satunya harapan adalah saudara kami Recep Tayyip Erdogan,” kata Abdulhamid, dikutip dari Anadolu.
Ketika menampilkan gambar kedua bayi kembarnya melalui telepon genggamnya, Abdulhamid mengatakan dia berharap dunia sekarang “mendapat pesan” tentang konflik Suriah.
Serangan kimia Selasa (04/04) oleh rezim Bashar al-Assad itu bukanlah yang pertama dalam perang enam tahun. Tahun lalu, sebuah panel investigasi yang ditunjuk PBB menemukan bahwa senjata kimia telah digunakan oleh pasukan rezim Assad pada tahun 2014 dan 2015.[IZ]