SRINAGAR (Panjimas.com) — 6 warga sipil dilaporkan tewas dan sedikitnya 50 korban mengalami luka-luka di wilayah sengketa Jammu dan Kashmir ketika pasukan India menembaki massa Muslim Kashmir saatr aksi protes besar-besaran pro-kemerdekaan.
Aksi protes itu menentang pemilihan Parlemen India untuk konstituen di wilayah Srinagar, dan ini tampak nyata melihat partisipasi pemilih yang sedikit hanya 6,5 persen, menurun tajam dari sebelumnya 25,55 persen pada tahun 2014.
Para konstituen Srinagar pergi ke tempat pemungutan suara setelah perwakilan Srinagar Tariq Hamid Karra, yang terpilih pada tahun 2014, memutuskan mengundurkan diri dari kursinya sebagai aksi protes terhadap pembunuhan lebih dari 90 warga sipil oleh pasukan India musim panas lalu.
Pembunuhan itu dimulai segera setelah jajak pendapat pemilu dibuka ketika pasukan India menembaki ratusan pemuda yang turun ke jalan di Distrik Budgam di pusat Kashmir yang meneriakkan slogan-slogan pro-kemerdekaan dan melemparkan batu ke arah pasukan India.
Juru bicara Kepolisian India Manoj Pandita saat dikonfirmasi Anadolu Agency menyebutkan bahwa 6 orang tewas di siang hari, dan sumber-sumber di kepolisian, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dan berbicara secara anonim kepada media, mengatakan 2 orang yang terluka kini berada dalam kondisi kritis.
Pemilihan pada hari Ahad (09/04) diadakan di tengah blokade informasi setelah pemerintah India benar-benar menutup layanan Internet di wilayah tersebut Sabtu malam (08/04).
Situasi di wilayah sengketa Jammu dan Kashmir yang kini di bawah kontrol pasukan India masih tegang karena berita pembunuhan menyebar melalui saluran TV dan tersebar melalui mulut ke mulut.
Para Pemimpin gerakan perlawanan Pro-kemerdekaan Kashmir menyerukan dihentikannya secara total aktivitas selama hari Senin dan Selasa untuk melawan pembunuhan rakyat Muslim Kashmir.
Pada hari Ahad (09/04), semua aktivitas bisnis tetap berhenti dan mobil-mobil terus berada di jalanan sebagai aksi protes atas pemilihan Parlemen di Jammu-Kashmir. Para Pemimpin gerakan perlawanan Pro-kemerdekaan Kashmir, menolak keabsahan pemilu di bawah sistem India dan bukannya malah melaksanakan referendum.
Para Pemimpin Pro-kemerdekaan Kashmi telah menyerukan pemboikotan pemilu. Situasi ini akan tetap tegang, sementara para kontituen di wilayah Anantnag, Selatan Kashmir akan memilih pada Rabu (12/04), karena wakil yang terpilih sebelumnya Mehboob Mufti telah mengundurkan diri untuk mengambil alih jabatan sebagai Menteri.
Perasaan anti-India telah meningkat tajam terutama di Jammu Kashmir sejak pembunuhan seorang Komandan pejuang Kashmir yang populer pada Juli tahun lalu.
Pasca gugurnya komandan itu, ratusan ribu penduduk Kashmir segera turun ke jalan untuk menggelas aksi protes pro-kemerdekaan Kashmir. Lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir, menurut sumber di Kepolisian, telah ditangkap karena berpartisipasi dalam aksi protes pro-kemerdekaan.
Setidaknya 100 warga sipil sejauh ini telah tewas dibunuh pasukan India selama bentrokan itu dan lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir lainya menderita luka-luka, demikian menurut laporan Departemen Kesehatan, perhitungan ini dimulai sejak 8 Juli ketika kerusuhan pecah setelah seorang Komandan Muslim Kashmir tewas dibunuh oleh pasukan India.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas penduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK). Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]